Niat Puasa Qadha Ramadhan dalam Bahasa Arab, Latin, dan Artinya

Berikut bacaan niat puasa qadha Ramadhan dalam bahasa Arab, latin, dan terjemahannya. Puasa Ramadhan merupakan salah satu ibadah wajib

Puasa Ramadhan merupakan salah satu ibadah wajib yang harus dikerjakan oleh seorang muslim. Namun, ada kalanya muslim berhalangan puasa, sehingga wajib qadha atau menggantinya di hari lain. Karena itulah, ketahui bacaan niat puasa qadha Ramadhan yang telah diajarkan dalam Islam.

Umumnya, ada beragam alasan mengapa seorang muslim berhalangan puasa Ramadhan. Ada yang karena haid, sakit, atau sedang hamil, sehingga tak kuat jika harus berpuasa. Selain terdapat bacaan niat tersendiri, qadha puasa Ramadhan juga memiliki syarat khusus yang perlu diperhatikan.

Berikut penjelasan selengkapnya tentang puasa qadha Ramadhan. Mulai dari dasar hukum, bacaan niat, waktu yang tepat untuk mengganti puasa, hingga cara melaksanakannya yang baik dan benar.

Dasar Hukum Mengganti Puasa Ramadhan

Sebelum membahas bacaan niat puasa qadha Ramadhan, ketahui terlebih dahulu dasar hukum mengganti puasa Ramadhan bagi muslim yang meninggalkannya. Dalam Islam, istilah mengganti ibadah wajib yang belum dilaksanakan disebut dengan qadha.

Arti qadha dalam bahasa Arab yakni hukum dan penundaan. Sementara dari sisi istilah, kata qadha dapat dimaknai sebagai kegiatan mengerjakan kewajiban ibadah setelah waktunya telah lewat. Qadha bertujuan untuk mengganti kewajiban yang belum sempat dilakukan sebelumnya.

Salah satu contohnya ketika ada seorang muslim yang telah diwajibkan untuk puasa Ramadhan, tapi ia tidak menjalankannya. Entah karena sakit atau alasan lainnya. Maka, muslim tersebut wajib mengganti hutang puasa Ramadhan tersebut di hari lainnya. Hal ini sebagaimana dasar hukumnya di bawah ini.

1. QS Al-Baqarah ayat 184

Salah satu dasar hukum mengganti puasa Ramadhan tertuang dalam alam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 184. Dalam ayat itu, Allah menyebutkan, muslim yang sedang sakit atau dalam perjalanan jauh boleh meninggalkan puasa. Namun, mereka wajib mengganti hutang puasa tersebut.

Hutang puasa itu sendiri harus dibayar sesuai jumlah puasa yang ditinggalkan. Jika ada seorang muslim yang tidak mampu mengganti puasanya tersebut, maka ia diwajibkan membayar fidyah kepada fakir miskin. Berikut firman Allah beserta terjemahannya.

mereka wajib mengganti puasa tersebut sebanyak sebanyak berapa hari puasa yang ditinggalkan.

أَيَّامًا مَّعْدُودَٰتٍ ۚ فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۚ وَعَلَى ٱلَّذِينَ يُطِيقُونَهُۥ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ ۖ فَمَن تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهُۥ ۚ وَأَن تَصُومُوا۟ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ

Artinya: "(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui."

2. Hadits Aisyah RA

Khusus wanita yang mengalami haid, terdapat satu lagi dasar hukum yang dapat dijadikan sebagai acuan diperbolehkannya meninggalkan puasa Ramadhan. Kali ini dasar hukumnya datang dari hadits yang diucapkan Siti Aisyah RA, istri Rasulullah Muhammad SAW.

Aisyah mengungkapkan jika seorang wanita muslim mengalami haid, maka ia boleh meninggalkan puasa Ramadhan. Akan tetapi, wanita tersebut diwajibkan untuk mengganti puasa Ramadhan sebanyak jumlah puasa yang ia tinggalkan. Berikut isi hadist yang diucapkan Siti Aisyah RA.

كَانَ يُصِيبُنَا ذَلِكَ فَنُؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّوْمِ وَلاَ نُؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّلاَةِ

Artinya: “Kami dulu mengalami haid. Kami diperintahkan untuk mengqadha puasa dan kami tidak diperintahkan untuk mengqadha’ shalat.”(HR. Muslim).

Niat Puasa Qadha Ramadhan

Hampir semua jenis ibadah dalam ajaran agama Islam wajib diawali dengan niat. Begitu juga dengan qadha ibadah puasa Ramadhan. Sebelum mengerjakannya, pastikan mengawalinya dengan niat. Mulai dari niat yang diyakini dalam hati, diucapkan melalui lisan, serta dilakukan lewat perbuatan.

1. Bacaan Niat Qadha Puasa Ramadhan

Khusus niat yang diucapkan dalam lisan, ada bacaan niat tersendiri yang perlu dibaca sebagai niat mengganti hutang puasa Ramadhan. Jadi, bedakan niatnya dengan bacaan niat puasa Ramadhan biasa. Berikut bacaan niat puasa qadha Ramadhan dalam bahasa Arab, latin, dan terjemahannya.

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى

Bacaan latin: Nawaitu shauma ghadin 'an qadhā'I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta'âlâ.

Artinya: "Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT."

Baca juga:

2. Bacaan Niat Qadha Puasa Ramadhan Bertepatan dengan Puasa Sunnah

Umumnya, beberapa muslim memilih untuk qadha' puasa Ramadhan pada hari-hari yang bertepatan dengan berlangsungnya jadwal puasa sunnah. Misalnya, ada yang qadha hutang puasa Ramadhan pada saat berlangsungnya puasa sunnah Senin Kamis, puasa Rajab, dan lainnya.

Biasanya waktu tersebut dipilih agar bisa berpuasa bersama-sama dengan teman yang kebetulan juga menjalankan puasa sunnah. Ada juga yang beralasan supaya bisa memperoleh banyaknya pahala dan keutamaan puasa sunnah tersebut.

Jika Anda berencana mengganti puasa Ramadhan pada saat berlangsungnya puasa sunnah tertentu, maka bacaan niatnya tetaplah sama. Cukup baca satu bacaan niat, yaitu niat ganti puasa Ramadhan sebagaimana dijelaskan di atas. Jadi, tidak perlu membaca niat puasa sunnah.

Misalnya, Anda ingin ganti puasa Ramadhan pada hari Senin dan Kamis (karena ingin mendapatkan keutamaan puasa sunnah Senin Kamis sekaligus). Maka, cukup baca bacaan niat qadha puasa Ramadhan tanpa perlu membaca niat puasa sunnah Senin Kamis.

3. Cara Niat Qadha Puasa Ramadhan

Bagaimana cara niat puasa qadha? Pada dasarnya, niat menjalankan puasa qadha Ramadhan tidak berbeda jauh dengan niat puasa Ramadhan biasa. Perhatikan langkah-langkahnya sebagai berikut.

Niatkan dalam hati untuk menjalankan puasa qadha Ramadhan dengan penuh kesadaran dan keikhlasan sebagai bentuk ketaatan kepada Allah.

Ucapkan niat secara lisan dengan membaca bacaan niat qadha puasa Ramadhan sebagaimana telah dijelaskan di atas. Sembari membaca bacaannya dalam bahasa Arab, renungkan juga arti dan makna bacaan tersebut agar lebih merasuk ke dalam hati.

Bacalah niat puasa sebelum terbit fajar. Anda dapat membacanya saat malam hari setelah sholat Isya', sebelum tidur, atau saat makan sahur sebelum masuk waktu Shubuh.

Tata Cara Qadha Puasa Ramadhan

Setelah mengetahui bacaan niat puasa qadha Ramadhan, sekarang ketahui juga tata cara melaksanakan puasa qadha yang baik dan benar. Untuk itu, pahami ketentuan dasar dan waktu terbaik untuk melaksanakannya puasa qadha Ramadhan di bawah ini.

1. Ketentuan Dasar

Ketentuan dasar puasa qadha hampir sama dengan puasa Ramadhan pada umumnya, yaitu awali dengan membaca niat puasa qadha. Setelah itu, jalankan puasa dengan cara menahan lapar dan haus mulai terbit fajar hingga waktu Magrib tiba.

Selain menghindari makan dan minum, hindari juga beberapa hal lainnya yang membatalkan puasa. Contohnya, seperti merokok atau melakukan hubungan suami istri. Sebaiknya isi waktu berpuasa dengan memperbanyak ibadah, seperti membaca Al-Qur'an dan mendengarkan ceramah.

2. Waktu Terbaik untuk Qadha Puasa Ramadhan

Dari segi waktu juga perlu diperhatikan dengan baik. Sebab, Islam mengatur secara terperinci mengenai kapan waktu terbaik untuk mengganti hutang puasa Ramadhan, antara lain adalah:

Kerjakan segera mungkin. Usahakan untuk mengganti puasa Ramadhan sebelum bulan Ramadhan di tahun berikutnya tiba. Jika sampai waktu Ramadhan berikutnya tiba dan hutang puasa tahun lalu belum lunas, maka orang tersebut juga diwajibkan membayar fidyah.

Hindari qadha puasa pada hari-hari yang diharamkan. Ada beberapa hari yang dilarang untuk mengganti puasa, di antaranya: hari syak (30 Sya'ban), hari Idul Fitri (1 Syawal), Idul Adha (10 Dzulhijjah), dan hari tasyrik (11, 12, dan 13 Dzulhijjah).

Boleh dikerjakan secara berurutan atau terpisah. Misalnya, Anda memiliki hutang puasa sebanyak 7 hari berurutan. Maka untuk menggantinya tidak harus qadha secara berurutan.. Yang penting total puasa yang diganti yaitu sebanyak 7 hari.

Boleh digabung dengan puasa sunnah lainnya. Misalnya, Anda ingin mengganti puasa Ramadhan pada saat waktu puasa Arafah, Tarwiyah, atau puasa sunnah lainnya.

Hafalkan dan pahami arti bacaan niat puasa qadha Ramadhan di atas sebelum mengganti hutang puasa Ramadhan. Ketahui juga beberapa ketentuan dasar lainnya mengenai tata cara mengganti puasa Ramadhan. Mulai dari dasar hukum, waktu terbaik untuk qadha, serta cara melaksanakannya.

Posting Komentar