Ballast Laboratorium: Pengertian, Jenis, Fungsi dan Harganya

Pengertian Ballast Laboratorium, Ballast adalah sebuah komponen yang digunakan di laboratorium yang bekerja dengan energi listrik.

Ketika Anda melakukan penelitian di sebuah laboratorium, Anda kadang membutuhkan aquadem yang murni. Untuk menciptakan aquadem yang murni dan bersih diperlukan ballast laboratorium. Sebagai alat untuk menjernihkan dan membuat cairan bebas dari mikrobiologi. 

Aquadem dan berbagai cairan yang akan digunakan sebagai bahan penelitian memang harus diperhatikan benar kebersihannya. Tidak hanya sekedar terlihat bersih saja, cairan harus dipastikan terbebas dari mikrobiologi yang bisa mempengaruhi harus penelitian nantinya. 

Pengertian Ballast Laboratorium

Ballast adalah sebuah komponen yang digunakan di laboratorium yang bekerja dengan energi listrik. Ballast biasanya dipasang di sistem aliran air yang ada di laboratorium. Pada ballast terdapat bagian yang terpasang lampu UV. 

Lampu UV dan sistem di dalam ballast inilah yang berfungsi untuk menjernihkan larutan. Pada siklus pembersihan yang berulang. Air yang diproses dalam ballast bisa menjadi aquadem yang ideal digunakan untuk aktivitas penelitian. 

Karena cairan tersebut sudah bebas dengan cemaran mikrobiologi. Jika sudah digunakan, ballast bisa kehilangan kemampuannya dalam membersihkan dan membunuh mikrobiologi pada cairan. Karena itu, ballast tidak bisa digunakan terus menerus. 

Peralatan ini memiliki jangka pemakaian maksimal satu tahun saja, tergantung jenis dan penggunaan ballast itu sendiri. Karena itu, ballast termasuk peralatan biologi yang harus diganti secara berkala. Ballast yang sudah lama digunakan tidak akan efektif lagi untuk membersihkan. 

Jika ballast yang sudah usang masih saja digunakan, bukannya menjernihkan. Ballast malah bisa membuat cairan yang mengalir menjadi terkontaminasi. 

Fungsi Ballast Laboratorium 

Fungsi utama dari ballast adalah sterilisasi, pada dasarnya memang untuk membersihkan dan menjernihkan. Namun, bukan hanya sekedar bersih namun benar-benar steril. Dalam sistem ballast, ada sistem yang bisa membunuh mikrobiologi yang ada di larutan. 

Larutan tidak bisa menjadi aquadem dalam satu kali siklus pembersihan saja. Biasanya, larutan harus dialirkan beberapa kali sampai mencapai tingkat jernih dan kebersihan yang ideal untuk penelitian. 

Jenis Ballast untuk Laboratorium

Ballast bekerja dengan sistem dan energi listrik, namun penghasil energi listrik dari Ballast ini bisa berbeda-beda. Hal inilah yang membuat ada beberapa jenis ballast yang digunakan di laboratorium. Namun, ada dua jenis ballast paling umum digunakan, berikut adalah penjelasan yang selengkapnya. 

1. Ballast Trafo

Sesuai dengan namanya, ballast di laboratorium satu ini menggunakan trafo sebagai penghasil listrik. Ballast trafo seringkali digunakan karena tidak membutuhkan sumber listrik utama. Selain itu, terkesan lebih praktis dalam penggunaan. 

Daya yang dihasilkan juga sudah cukup besar untuk melakukan sterilisasi larutan. Namun, biasanya masa pemakaiannya lebih singkat. Karena penggunaan trafo pun memiliki batas pemakaiannya sendiri.

Baca juga:

2. Ballast Elektronik 

Berbeda dengan ballast trafo, ballast elektronik membutuhkan sumber listrik utama untuk menyala. Energi listrik yang dihasilkan juga terbilang sangat besar sehingga bisa digunakan untuk sterilisasi cairan dalam jumlah besar. 

Namun, penggunaannya memang terkesan kurang praktis. Jangka penggunaan mungkin lebih lama karena umur komponen yang lebih panjang. Namun, hal ini masih tergantung dengan penggunaannya. 

Harga Ballast untuk Laboratorium 

Harga peralatan laboratorium satu ini memang terbilang cukup mahal, mengingat vitalnya fungsinya. Harganya berkisar Rp200.000 sampai dengan Rp500.000. Hal ini bergantung juga dengan jenis yang digunakan, bahan, dan jangka waktu pemakaian yang diharapkan. 

Itulah informasi lengkap mengenai ballast laboratorium peralatan ini memiliki fungsi vital sebagai penyedia aquadem yang murni. Jangka pemakaian yang singkat membuat peralatan ini termasuk yang sering diganti di laboratorium.

Posting Komentar