45+ Alat-Alat Laboratorium Lengkap dengan Gambar dan Fungsinya

Penting untuk mengetahui apa saja alat - alat laboratorium sebelum akan menggunakannya. Berikut pembahasannya

Ketika memasuki sebuah ruangan laboratorium tentu Anda akan menemukan alat – alat laboratorium yang beragam dan berbeda - beda. Tiap alat lab ini mempunyai kegunaan yang penting karena itulah diharuskan ada pengenalan alat alat laboratorium sebelum akan diadakan penelitian atau pembelajaran untuk mencegah kecelakaan yang tidak diinginkan.

Daftar Alat-Alat Laboratorium Lengkap dengan Gambar dan Fungsinya

Ada berbagai jenis Alat - alat laboratorium dengan beragam fungsi nya yang bisa digunakan untuk penelitian dan hal lain nya, langsung saja simak pembahasan alat-alat laboratorium biologi dan fungsinya beserta gambarnya di bawah ini:

1. Kimwipes

Walaupun seperti tisu namun berbeda dengan tisu biasa yang umum digunakan, Kimwipes adalah tissue non residual, karena itu sering ditemukan serta dipakai dalam banyak kegiatan di laboratorium, seperti membersihkan elektroda ph meter, membersihkan kuvet yang terdapat di spektrofotometer UV Visible, dan lainnya.

2. Buret

Buret adalah tabung gelas panjang dengan pembagian skala dan ujung bawah nya terdapat dengan yang berguna untuk titrasi serta mengukur volume titran yang digunakan. dari tingkat ketelitian atau pembagian skalanya, buret bisa terbagi menjadi dua jenis :

  • Makro buret yang memiliki pembagian skala 0,1 hingga 0,05 ml.
  • Mikro buret yang memiliki pembagian skala 0,01 ml.

Yang harus diperhatikan dari penggunaan buret adalah saat membaca skala di buret agar tidak timbul kesalahan paralak.

3. Bola Isap / Suction Bulb

Mengambil sebuah larutan atau cairan menggunakan pipet volume bisa dilakukan dengan menggunakan bola hisap karet (Suction Bulb). Alat tersebut terdiri dari satu bola yang memiliki ujung pendek di bagian dan ujung bawah agak panjang. Ujung bawah nya memiliki cabang kesamping. Sebelum dipakai untuk mengambil cairan, Suction Bulb dikosongkan dengan menekan bola serta bagian atas nya.

Pipet volume dimasukkan pada lubang ujung bawah Suction Bulb dan jangan melewati pipa cabang. Untuk memakainya, tekan bagian ujung bawah sampai cairan sudah terhisap masuk ke dalam pipet. Cairan bisa keluar dengan menekan bagian pipa cabang. Setelah memakai Suction Bulb, pipet dilepas dan biarkan udara masuk agar bola dapat kembali menggelembung lagi.

4. Botol Semprot

Botol semprot plastik sering dipakai untuk menyimpan air suling yang akan dipakai untuk pelarut zat, pencucian untuk membersihkan dinding bejana dari hasil endapan, dan membilas peralatan yang sudah dicuci. 

5. Cawan porselin

Cawan porselin umumnya dipakai untuk tempat mengabukan kertas saring serta memijarkan endapan agar terbentuk senyawa yang stabil. Cawan porselen yang baik bisa dipanaskan sampai suhu 1200 ° celcius. Cawan porselen yang masih panas tidak boleh didinginkan tiba-tiba dengan air dingin karena dapat membuatnya pecah yang disebabkan oleh perbedaan suhu yang tiba-tiba.

6. Tabung Reaksi

Tabung reaksi dibuat dari gelas yang bisa dipanaskan, alat tersebut dipakai sebagai wadah untuk mereaksikan zat kimia dengan jumlah kecil. Cara pemakaiannya adalah tabung reaksi dipegang di bagian lehernya, dimiringkan sampai sekitar 60° setelah itu diisi dengan larutan yang akan diteliti.

jika tabung reaksi dan isinya akan dipanaskan, pegang sepertiga bagian bawah dengan memakai penjepit karena tabung reaksi tersebut bisa panas. Setelah itu Mulut tabung diarahkan ke wadah yang aman. Tabung reaksi yang masih panas jangan didinginkan secara mendadak karena dapat pecah.

7. Penjepit Kayu

Seperti namanya, alat tersebut dibuat dengan bahan kayu yang digunakan untuk memegang tabung reaksi. Saat ini selain terbuat dari bahan kayu, penjepit tabung reaksi ini juga bisa ditemukan dari bahan logam,

8. Rak Tabung Reaksi

Dibuat dengan kayu atau logam, alat ini digunakan untuk meletakan tabung reaksi. Rak tabung reaksi tersedia dari berbagai ukuran yang mana tia - tiap ukuran nya berbeda jumlah lubangnya.

9. Dropping Plate

Dropping Plate biasa dipakai untuk mereaksikan zat dengan jumlah sedikit dan tidak boleh dipanaskan karena terbuat dari plastik, alat ini biasa dipakai untuk pengenalan sifat-sifat larutan bersifat asam atau basa dengan memakai kertas lakmus.

10. Mortar Martil

Mortal martil adalah alat laboratorium yang memiliki bentuk seperti lumpang dan alu, alat ini terbuat dari bahan porselen atau keramik yang menjadikannya seperti cawan porselin atau krusibel. Mortar dan martil merupakan sepasang alat laboratorium yang pemakaiannya tidak bisa dipisahkan karena fungsinya.

Untuk pemakaiannya bukan ditumbukkan namun dipegang serta diputar dan digerus. kegunaan mortal dan martil adalah untuk menghaluskan sampel pengujian yang akan diteliti, alat itu juga bisa dipakai untuk mencampurkan bahan bahan menjadi satu dengan cara digerus secara bersamaan.

11. Cawan Petri

Cawan petri merupakan kaca bundar dengan wujud silinder tipis serta transparan. Kegunaan cawan petri berkaitan langsung dengan prosesn pengembangbiakkan mikroorganisme yang dipelajari.

12. Corong

Corong umumnya terbuat dengan gelas maupun plastik yang bisa disesuaikan dengan aplikasi di laboratorium. Corong ini biasanya berbentuk kerucut dengan sudut 60° dan digunakan untuk memasukkan sebuah cairan kedalam suatu tempat yang mulutnya sempit macam botol, labu ukur, buret, erlenmeyer, dan lainnya.

Selain itu corong juga dipakai untuk analisa filtrasi / penyaringan yang tentunya digunakan dengan bersamaan dengan menggunakan klem dan statif. Corong yang memiliki tangkai yang relatif agak besar digunakan untuk memasukkan zat serta serbuk kedalam bejana yang kecil.

13. Gelas Ukur

Gelas ukur dipakai untuk mengukur volume zat kimia dengan wujud cair. Alat ini memiliki skala dengan ukurannya yang beragam dari kecil hingga yang besar.

14. Gelas Kimia

Gelas kimia ini tidak dipakai untuk alat pengukur, tanda volume yang ada digunakan untuk taksiran kasar. Alat ini memiliki beragam ukuran serta dipakai untuk wadah sementara untuk larutan atau reagen, memanaskan larutan, menguapkan pelarut atau memekatkan.

15. Erlenmeyer

Erlenmeyer Laboratorium, Alat ini dipakai untuk menganalisis volumetri untuk wadah suatu volume tertentu pada sebuah larutan, dan sering dipakai untuk kegiatan titrasi, serta memanaskan larutan.

16. Labu Takar

Labu takar adalah sebuah bejana yang memiliki leher panjang sempit serta dasar yang datar, dilengkapi dengan tanda batas volume dan memiliki kapasitas tampung sesuai dengan ukuran yang tercantum. Labu takar ini sering dipakai untuk membuat larutan standar serta baku pada analisis volumetri. Selain itu alat ini juga dipakai untuk pengenceran dengan volume tertentu.

17. Pipet Gondok

Alat ini digunakan untuk mengambil serta memindahkan larutan dengan tepat dalam volume tertentu berdasarkan kapasitas. Pipet gondok ini digunakan sebagai alat pengukur yang lebih tepat dari gelas ukur karena memiliki tingkat keakuratan yang lebih tinggi.

18. Pipet Ukur

Pipet ukur memiliki bentuk seperti tabung gelas namun agak panjang serta memiliki ujung runcing serta memiliki skala. Cara pemakaiannya sama seperti pipet gondok, namun volume nya bisa dipindahkan sebagian berdasarkan kebutuhan. Jumlah cairan yang dituangkan bisa disesuaikan menggunakan skala yang terdapat di skala tersebut.

19. Pipet Tetes atau Pasteur

Pipet Pasteur ini tidak memiliki ukuran volume atau skala lainnya, karena dipakai untuk memindahkan sedikit zat cair atau larutan yang tidak memiliki ketelitian tinggi.

20. Pinggan porselin

Pinggang Porselin, Alat ini mirip seperti cawan porselin tetapi memiliki ketebalan yang lebih. Biasanya dipakai untuk menguapkan larutan sampai menjadi lebih pekat atau menjadi kering atau menjadi kristal.

21. Neraca Ohaus

Neraca adalah sebuah satu alat ukur massa yang bisa dibedakan dari jenis skala serta jumlah lengannya. Dilihat dari skalanya, neraca ini bisa dibedakan menjadi dua jenis: neraca ohaus manual dan digital. Untuk yang manual ada neraca ohaus dua lengan, tiga lengan, dan empat lengan.

Neraca ohaus menjadi salah satu alat yang dipakai dalam mengukur massa benda yang mempunyai ketelitian 0,01 gram. cara kerja dari alat ini adalah untuk membandingkan massa benda yang akan diukur menggunakan anak timbangan. Kemampuan pengukuran dari neraca ini bisa dirubah dengan cara menggeser letak anak timbangan sepanjang lengan neraca anak timbangannya.

22. Neraca analitik

Neraca analitik adalah sebuah sebuah alat laboratorium yang dipakai untuk mengukur massa suatu zat, seperti zat berbentuk padat dan cair. Neraca analitik ini cukup mudah ditemukan pada setiap laboratorium karena fungsi serta kegunaannya yang cukup penting.

23. Pembakar Spirtus

Pembakar spiritus adalah salah satu alat laboratorium yang dipakai untuk menghasilkan nyala api. seperti Namanya, bahan bakar dari alat ini adalah spirtus yang disalurkan dengan memakai sumbu - sumbunya yang nantinya menyerap spirtus dan dikeluarkan pada bagian atas.

 Untuk menyalakan pembakar spiritus Anda hanya perlu menyalakan api, sedangkan untuk mematikannya Anda hanya perlu langsung menutupya dan tidak perlu ditiup. 

24. Pembakar Bunsen

Pembakar Bunsen, Alat ini terdiri dari tabung logam vertikal yang terhubung pada sumber bahan bakar (burner tube) serta lubang pemasukan udara. Gas yang umumnya dipakai adalah gas alam atau metana atau bahan bakar gas cair seperti propana dan butana atau kalau di sekitar kita di laboratorium kita biasanya menggunakan gas elpiji.

Alat tersebut dipakai dalam beberapa proses kimia yang membutuhkan proses pemanasan di dalamnya. Khusus pada kimia analitik pembakar bunsen digunakan pada uji kualitatif untuk memanaskan tabung reaksi.

25. Kaki Tiga dan Kasa

Kaki Tiga merupakan sebuah logam besi bundar dengan kaki terbuat dari logam sebanyak tiga, alat ini adalah penunjang di laboratorium yang dipakai dalam menopang atau menahan alat gelas kimia atau labu saat pemanasan. biasanya kaki tiga dibuat dengan logam ringan macam baja yang tahan karat atau besi agar gampang dipindahkan kapan saja.

Nama kaki tiga ini berasal dari jumlah tiga batang yang bisa berdiri tegak dan kuat saat menahan bahan di atasnya. Kaki tiga ini mempunyai bentuk yang berbeda macam segitiga atau lingkaran. Terkadang ada juga yang ketiga kakinya bisa dilepas dan disesuaikan tergantung dari kebutuhan pemakai nya.

Umumnya kasa kawat pada bagian tengah keramik bisa diletakkan pada kaki tiga agar gelas seperti beaker gelas dapat diletakkan di atasnya. Karena kaki tiga ini tinggi maka pembakar bunsen bisa ditaruh di bawah ketika memanaskannya.

26. Segitiga Porselen

Segitiga porselen digunakan untuk penopang wadah, contohnya : cawan porselin yang akan dipanaskan menggunakan kaki tiga.

27. Labu Destilasi

Labu destilasi adalah salah satu peralatan gelas yang paling umum ditemukan di laboratorium karena fungsi serta kegunaannya yang cukup menunjang penelitian. Labu destilasi ini mempunyai bentuk yang menyerupai sebuah labu alas bulat namun destilasi memiliki pipa penghubung disisinya.

Labu destilasi biasa dipakai sebagai alat penyulingan dalam laboratorium. cara kerja labu destilasi ini didasarkan dari perbedaan titik didih atau volatilitas larutan karena itu larutan yang tercampur dapat terpisah dari titik didihnya.

28. Klem dan Statif

Klem adalah sebuah alat penjepit yang dibuat dengan bahan besi yang mana alat ini dipakai untuk menjepit alat gelas kimia / corong, untuk statif ini adalah stand yang merupakan wadah untuk meletakkan klem.

Klem dan statif berfungsi membantu untuk memegang alat kimia tertentu pada sebuah proses kimia yang mana terkadang proses kimia memerlukan waktu yang lama atau pemanasan dengan suhu tinggi karena itu tidak memungkinkan untuk dipegang dengan tangan karena panas.

Untuk memakai alat klem dan statif ini sebenarnya tidak ada aturannya, Anda hanya cukup memasang klem dengan statif memakai penjepit klem. pemakaian penjepit klem ini harus dalam posisi menghadap ke atas agar mencegah klem terjatuh ke bawah.

29. Pendingin / Kondensor

Pada beberapa metode kimia, Pendingin / Kondensor dipakai untuk mendinginkan uap panas. Kondensor berasal dari kata kondensasi yang memiliki arti kalau alat tersebut akan mendinginkan uap yang dilewatinya dan merubahnya menjadi fase cair.

Untuk cara kerja dari kondensor adalah dengan menurunkan suhu uap dengan drastis. alat kondensor ini mempunyai sistem pendingin dengan memakai aliran air, oleh sebab itu ketika memakai kondensor Anda akan memerlukan pompa air untuk membuat aliran air jadi selalu berjalan.

Terdapat beberapa kondensor yang ada dalam laboratorium

  • Kondensor Liebig
  • Kondensor Alihn
  • Kondensor Graham
  • Kondensor Dimroth
  • Kondensor Friedrichs

30. Corong Pisah

Corong pisah adalah alat laboratorium yang dipakai untuk ekstraksi bahan cairan dalam proses memisahkan dengan komponen - komponen pada campuran antara dua fase yang memiliki kepadatan yang berbeda.

pemakaian corong pisah ini bisa dilakukan dengan menggunakan sebuah campuran dua fase pelarut yang bisa dimasukkan ke dalam corong yang tertutup, kemudian dikocok dengan kuat untuk melakukan teknik dalam pencampuran dari dua fase larutan tersebut.

31. Lemari Asam

Lemari asam adalah sebuah furniture laboratorium yang besar dan mempunyai bentuk layaknya meja terisolasi yang berfungsi untuk mengurangi efek atau paparan material berbahaya berupa asam. Lemari asam juga mempunyai sebuah lain yaitu fume hood.

lemari asam ini berguna untuk menghindarkan atau menjauhkan atau membuang berbagai jenis uap berbahaya baik pada bentuk cairan macam asam sulfat ataupun padatan NaOH.

32. Desikator

Desikator atau Exicator merupakan sebuah wadah yang dibuat dari bahan kaca dan berguna untuk menghilangkan kandungan air. Contoh pemanfaatan desikator ini adalah sebagai media analisa kadar air sebuah sampel.

33. Botol Timbang

Botol timbang seringkali dipakai untuk menentukan kadar air sebuah sampel. Selain itu alat ini juga kerap kali digunakan untuk menyimpan bahan yang bersifat higroskopis. Apabila dipakai untuk menimbang zat cair yang memiliki sifat mudah menguap, maka botol timbang harus berada di kondisi tertutup agar mencegah adanya penguapan.

34. Botol Laboratorium

Botol laboratorium memiliki berbagai fungsi dan kegunaan di dalam laboratorium, seperti untuk menyimpan cairan buffer ph meter, menyimpan sampel retained dari sampel raw material, dan lainnya. Botol laboratorium juga dapat Anda temui dari yang berbahan gelas sampai plastik yang autoclavable. Besarnya juga cukup bervariasi dan bisa ditemukan dari volume 26 ml.

35. Ballast

Ballast adalah alat yang dipakai di lampu UV dengan sistem aliran air dalam laboratorium untuk menghasilkan aquadem yang bebas dari cemaran mikrobiologi. Alat ballast memiliki umur penggunaan satu tahun, karena itu harus diganti secara berkala.

36. Botol Reagen

Botol reagen adalah wadah khusus yang dipakai untuk beragam cairan serta reagen padat dalam laboratorium. Botol reagen bisa dipakai untuk menyimpan larutan kimia dan untuk menyimpan indikator asam basa macam fenolftalein.

37. Tang Krus

Tang krus dipakai untuk memegang atau mengambil wadah yang berada dalam keadaan panas, contohnya ketika sedang analisa kadar air dengan memakai oven yang mana tang krus ini bisa dipakai untuk mengambil botol timbang yang perlu dikeluarkan dari oven.

38. Parafilm

Parafilm merupakan sebuah film semi-transparan yang memiliki karakteristik fleksibel, gampang dibentuk, dan umumnya dipakai untuk menyegel atau menutup sementara gelas beaker agar cairan di gelas beaker tersebut tidak tumpah.

39. Kertas Saring

Kertas saring biasanya dipakai untuk memisahkan antara zat terlarut dari zat padat, memisahkan partikel suspensi dari cairan, atau untuk mengeringkan padatan di desikator, dan sejenisnya. Kertas saring ini dapat Anda temui dengan beberapa ukuran yang dapat Anda lihat di dalam kemasannya. 

40. Shaker Lab

Shaker Lab adalah alat yang digunakan untuk mencampur suatu larutan zat yang akan diletakan pada tabung penelitian. Shaker lab memiliki bentuk yang menyerupai kompor yang mana di atasnya dapat diletakan  beberapa botol kaca yang berisikan zat cair atau larutan yang akan di kocok atau melangsungkan proses homogen sesuai dengan prosedur yang ada.

41. Oven Lab

Oven Laboratorium adalah alat laboratorium yang digunakan untuk memanaskan, mengeringkan, mensterilkan dan lain sebagainya. biasanya digunakan untuk mengeringkan komoditas bahan dan mensterilkan alat-alat laboratorium lainnya. Tidak semua bisa dikeringkan atau disterilkan menggunakan oven laboratorium ini. Hanya peralatan gelas yang memiliki spesifikasi tertentu, bahan kimia dan zat pelarut yang bisa dikeringkan menggunakan oven laboratorium.

42. Termometer

Termometer merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur temperatur maupun suhu. Bentuk termometer lab sendiri memiliki bentuk memanjang dengan disertai skala angka yang menunjukkan suhu. Meskipun saat ini sudah banyak berbagai jenis penawaran termometer seperti inframerah atau thermometer digital laboratorium, akan tetapi penggunaan laboratorium tetap menggunakan jenis termometer konvensional.

43. Inkubator

Inkubator laboratorium adalah alat yang digunakan untuk menjaga suhu dan kelembaban yang diinginkan pada suatu lingkungan tertutup. Inkubator ini digunakan dalam berbagai bidang, seperti biologi, mikrobiologi, dan bioteknologi untuk menumbuhkan dan menjaga pertumbuhan mikroorganisme, sel, dan jaringan yang dibutuhkan dalam berbagai eksperimen dan riset. Inkubator laboratorium juga digunakan dalam industri untuk menjaga suhu yang sesuai dalam proses produksi.

44. Spatula Lab

Spatula laboratorium adalah alat yang digunakan untuk mengambil objek penelitian. Banyak orang yang menyebut alat satu ini sebagai spatula kimia. Fungsinya terlihat sepele memang, akan tetapi spatula lab ini memiliki peran yang sangat penting dalam melakukan proses analisis kimia. Alat laboratorium satu ini memiliki bentuk sendok yang minimalis (kecil dan pipih) serta memiliki tangkai selayaknya sendok. 

Meski demikian desainnya amat berbeda dari sendok pada umumnya, dimana spatula memiliki dua jenis ujung yakni ujung melengkung selayaknya sendok dan ujung lain berbentuk datar. Kedua ujung ini sama-sama memiliki fungsi untuk mengambil bahan serbuk maupun padat.

45. Hot Plate Laboratorium

Hot plate laboratorium adalah alat yang digunakan untuk menghangatkan cairan atau bahan kimia pada suhu yang ditentukan. Alat ini sering digunakan dalam laboratorium kimia dan biologi untuk menstir atau memanaskan bahan yang dibutuhkan dalam berbagai eksperimen. Hot plate laboratorium dapat dikendalikan secara manual atau dengan menggunakan kontrol suhu digital. Beberapa hot plate juga dilengkapi dengan magnetik stirer untuk membuat campuran yang rata.

Menyimpan Peralatan Laboratorium

cara menyimpan alat alat laboratorium tentu tidak bisa sembarangan dan memerlukan perlakuan khusus serta kehati – hatian karena itulah penting mengetahui tata letak dan cara penyimpanannya.

Hal – hal yang harus diperhatikan dalam tata letak serta pengaturan alat -alat laboratorium: 

1. Prinsip keamanan

Alat disimpan agar aman dari resiko kehilangan ataupun kerusakan, atas dasar alat yang mudah dibawa dan memiliki harga mahal seperti stopwatch bisa disimpan di dalam lemari terkunci. Aman juga berarti tidak menimbulkan akibat rusaknya alat dan bahan yang bisa membuat fungsinya berkurang.

2. Prinsip Kemudahan

Untuk mempermudah mencari letak tiap - tiap alat serta bahan, perlu ada tanda yang bisa dilakukan dengan menempelkan label di berbagai tempat penyimpanan alat (lemari, rak atau laci).

3. Prinsip Keleluasaan

Untuk menyimpan alat dibutuhkan ruang penyimpanan dan perlengkapan seperti lemari, rak dan laci yang ukurannya sesuai dengan besar ruangan yang tersedia.

4. Prinsip Keindahan

Untuk penyimpanan alat - alat laboratorium biologi dan bahan bisa didasarkan pada jenis alat, pokok bahasan, golongan percobaan serta bahan pembuat alat:

  • Pengelompokan peralatan fisika dari pokok bahasannya macam Gaya dan Usaha (Mekanika), Panas, Bunyi, Gelombang, Optik, Magnet, Listrik, Ilmu, serta Alat reparasi.
  • Pengelompokan peralatan biologi berdasarkan golongan percobaannya, seperti : Anatomi, Fisiologi, Ekologi atau Morfologi.
  • Pengelompokan peralatan kimia dari bahan pembuat alat nya seperti : logam, kaca, porselen, plastik dan karet.

Apabila peralatan laboratorium terbuat dari beberapa bahan, alat tersebut dimasukkan ke golongan kelompok bahan yang sering dipakai.

Menyimpan alat dan bahan selain berdasar poin - poin di atas, ada beberapa hal yang juga harus diperhatikan diantaranya:

  • Mikroskop disimpan pada lemari terpisah dengan zat higroskopis dan terdapat lampu yang selalu menyala untuk memastikan agar udara selalu kering dan mencegah adanya jamur.
  • Alat berbentuk set, penyimpanannya harus dalam bentuk set yang tidak terpasang.
  • Ada alat yang perlu disimpan terpisah, seperti higrometer, neraca lengan dan beaker glass.
  • Alat yang mempunyai bobot yang berat, diletakan di tempat yang tidak terlalu tinggi dan mudah dijangkau.
  • menyimpan zat kimia perlu diberi label yang jelas serta tersusun berdasarkan urutan abjad.
  • Zat kimia beracun perlu disimpan di lemari terpisah serta terkunci, zat kimia yang gampang menguap wajib disimpan dalam ruangan terpisah yang memiliki sistem ventilasi.

Menyimpan alat juga harus memperhatikan frekuensi penggunaan alat. Jika alat tersebut sering digunakan maka alat tersebut bisa diletakan di tempat yang mudah terjangkau. Alat – alat yang boleh diambil oleh siswa dengan sepengetahuan guru pembimbing, hendaknya disimpan di meja demonstrasi atau di lemari di bawah meja keramik yang menempel di dinding. Contoh alat yang bisa ditaruh di meja demonstrasi seperti: kaki tiga, asbes dengan kasa serta tabung reaksi.

Sumber Kerusakan Alat dan Bahan akibat Lingkungan

Penyimpanan dan pemeliharaan alat / bahan harus memperhitungkan sumber kerusakan alat dan bahan. Sumber kerusakan alat dan bahan akibat lingkungan meliputi hal – hal berikut :

1. Udara

Udara mengandung oksigen dan uap air (memiliki kelembaban). Kandungan tersebut bisa menjadikan alat yang terbuat dari besi jadi berkarat serta menjadikannya kusam seperti logam lainnya macm tembaga atau kuningan. 

Hal yang bisa dilakukan untuk mencegah barang tersebut terpapar udara bebas bisa dengan cara mengecat, memoles, mempernis dan melapisi dengan krom atau nikel. Kontak dengan udara bebas bisa membuat bahan kimia bereaksi.

Akibat reaksi bahan kimia dengan udara bebas seperti timbulnya zat baru, terjadinya endapan, gas dan panas. efeknya bahan kimia itu dapat tidak berfungsi lagi dan bisa membuat kecelakaan atau keracunan.

2. Air dan Asam – Basa

Pastikan Alat laboratorium selalu tersimpan dalam keadaan kering dan bersih, jauh dari air, asam dan basa. Senyawa air, asam dan basa bisa membuat kerusakan alat macam karatan, korosif dan berubah fungsinya. Bahan kimia yang bereaksi pada zat kimia lainnya bisa membuat bahan tersebut menjadi tidak berfungsi lagi serta menimbulkan zat baru, gas, endapan, panas yang bisa menyebabkan sebuah ledakan.

3. Suhu

Suhu yang tinggi atau rendah bisa membuat alat jadi memuai dan mengkerut, yang bisa membuat terjadinya oksidasi, merusak cat dan mengganggu fungsi alat elektronika.

4. Mekanis

Ada baiknya untuk memastikan tidak ada alat atau bahan yang terbentuk, tertarik atau terkena tekanan yang besar. gangguan mekanis bisa membuat kerusakan pada alat atau bahan.

5. Cahaya

Biasanya peralatan serta bahan - bahan kimia lebih baik terhindar dari sengatan matahari yang langsung. Penyimpanan bagi alat dan bahan yang dapat rusak jika terkena cahaya matahari langsung, sebaiknya tersimpan di lemari tertutup. Bahan kimianya lebih baik tersimpan di botol yang berwarna gelap.

6. Api

Komponen yang menjadi penyebab kebakaran ada tiga, yang dikenal dengan segitiga api. Komponen tersebut adalah adanya bahan bakar, adanya panas yang cukup tinggi, dan juga oksigen. Oleh sebab itu dalam menyimpan peralatan serta bahan laboratorium harus memperhatikan komponen yang bisa membuat kebakaran tersebut.

Itulah pembahasan mengenai apa saja alat – alat laboratorium beserta fungsi dan cara penyimpanan nya. Alat laboratorium memiliki kegunaan yang penting karena itu perlu kehati-hatian dalam pemakaian dan penyimpanannya.

Posting Komentar