Pendingin Kondensor Laboratorium, Pengertian, Fungsi dan Jenisnya

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, pendingin laboratorium ini berbeda dengan pendingin yang digunakan sehari-hari. Desain dan bentuk pendingin

Anda yang melakukan penelitian di laboratorium pasti ada kalanya perlu mendinginkan atau membuat embun dari zat tertentu. Langkah penelitian ini bisa dilakukan dengan peralatan bernama  pendingin / kondensor laboratorium. Pendingin yang digunakan di laboratorium ini agak berbeda dengan yang lain. 

Sistem pendingin memang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari AC rumah tangga, AC mobil, atau mungkin pendingin udara sentral yang biasanya memiliki kondensor yang lebih besar. Namun, kondensor atau pendingin yang digunakan berbeda dengan di laboratorium. 

Pengertian Pendingin / Kondensor Laboratorium

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, pendingin laboratorium ini berbeda dengan pendingin yang digunakan sehari-hari. Desain dan bentuk pendingin disesuaikan dengan penggunaan di dalam laboratorium dan ukuran ruang dari laboratorium itu sendiri. 

Biasanya kondensor di laboratorium terbuat dari bahan kaca besar berbentuk tabung. Pada bagian dalamnya terdapat tabung yang lebih kecil yang digunakan untuk tempat cairan yang akan diuji coba. Tujuan utama dari alat ini sendiri adalah mengembunkan uap suatu bahan. 

Namun, ada kalanya peralatan ini digunakan untuk mendinginkan suatu cairan agar didapatkan reaksi dengan perbedaan suhu tertentu. Karena itu, bagian ujung dari kondensor terutama bagian atas biasanya dibiarkan terbuka. 

Hal ini untuk mencegah masuknya air atau oksigen lain di dalam tabung cairan. Untuk pendinginan, kondensor ini menggunakan air dingin atau mungkin campuran yang memang anti beku. Kemudian, dialirkan di bagian tabung luar yang mengelilingi tabung dalam tempat cairan berada.

Baca juga:

Fungsi dan Jenis Pendingin / Kondensor Laboratorium

Fungsi dari pendingin atau kondensor memang yang utama adalah mendinginkan. Untuk melakukan fungsinya tersebut, peralatan ini biasanya dibagi dalam beberapa jenis. Tujuannya untuk melakukan fungsi yang spesifik. Setiap jenis memiliki kelebihan penggunaan masing-masing.

Berikut adalah berbagai jenis pendingin atau kondensor yang biasanya ditemukan dan digunakan di laboratorium. 

1. Kondensor Graham 

Jenis kondensor satu ini sering juga disebut sebagai kondensor koil. Hal ini karena ada bagian pengalir uap di bagian tengah yang berbentuk spiral. Bentuk ini membuat proses pengembunan bisa berjalan lebih optimal. 

Desain kondensor laboratorium ini membuatnya sangat ideal untuk proses destilasi. Jika ingin mendapatkan hasil kondensasi yang lebih optimal dibandingkan jenis yang lain. Namun, karena bentuk spiralnya juga. Kondensor ini tidak cocok untuk proses refluks.

2. Kondensor Allihn 

Kondensor ini disebut juga sebagai kondensor bola. Karena bentuknya yang bulat seperti bola pada bagian pipa pengalir uapnya. Bentuk bola ini memberikan ruang yang luas pada bagian tengah membuatnya sangat ideal untuk proses refluks yang cepat. 

Dengan permukaan kondensor yang lebih luas, maka uap yang bersentuhan dengan permukaan gelas menjadi lebih banyak. Karena itu juga, prosesnya bisa berjalan dengan lebih cepat, seperti yang diketahui luas permukaan sangat berpengaruh dalam proses penguapan. 

3. Kondensor Liebig 

Kondensor satu ini memiliki bentuk yang paling dasar dengan bentuk lurus. Bisa dibilang jenis kondensor ini adalah yang paling banyak digunakan di berbagai laboratorium. Kondensor satu ini sudah mumpuni untuk berbagai proses destilasi sederhana. 

Selain itu, bisa juga untuk memisahkan zat dengan perbedaan titik didih yang cukup besar. Fungsi dasarnya adalah dengan mengalirkan zat pendingin di sekitar pipa bagian dalamnya. Dengan begitu akan tercipta perbedaan suhu yang cukup signifikan dengan bagian luarnya. 

Berbeda dengan pendingin yang digunakan di kehidupan sehari-hari, pendingin / kondensor laboratorium memiliki bentuk dan fungsi yang lebih spesifik. Bahkan, jenisnya cukup beragam untuk kebutuhan beragam. Jika Anda bekerja di laboratorium harus memahami jenis dan penggunaannya.

Posting Komentar