Hot Plate Laboratorium: Pengertian, Prinsip Kerja, Jenis dan Cara Menggunakannya

Menggunakan hot plate laboratorium secara benar dan tahu cara merawatnya akan membuat alat ini tidak mudah rusak karena harganya yang tidak murah.

Bagi orang awam, mungkin hanya mengenal gelas dan aneka tabung yang merupakan alat laboratorium. Namun tak sekadar itu, masih banyak alat laboratorium lainnya, salah satunya adalah hot plate laboratorium.

Bagi yang pekerjaannya berkaitan erat dengan laboratorium, pasti tidak asing dengan alat yang satu ini. Hot plate laboratorium yang merupakan sebuah alat yang mirip dengan kompor listrik dengan lempengan yang ada diatasnya ini berfungsi untuk memanaskan sampel, mencampur berbagai bahan kimia yang homogen dan lain sebagainya.

Pengertian Hot Plate Laboratorium

Hot plate laboratorium adalah alat yang digunakan untuk menghangatkan cairan atau bahan kimia pada suhu yang ditentukan. Alat ini sering digunakan dalam laboratorium kimia dan biologi untuk menstir atau memanaskan bahan yang dibutuhkan dalam berbagai eksperimen. Hot plate laboratorium dapat dikendalikan secara manual atau dengan menggunakan kontrol suhu digital. Beberapa hot plate juga dilengkapi dengan magnetik stirer untuk membuat campuran yang rata.

Prinsip Kerja Hot Plate Laboratorium

Prinsip kerja hot plate laboratorium ini cukup sederhana. Hampir sama dengan peralatan rumah tangga lainnya akan tetapi beda fungsi. Prinsip kerja dari hot plate itu sendiri mengubah energi listrik menjadi energi panas yang disalurkan melalui piringan yang terdapat di bagian atas hot plate atau yang disebut dengan lempengan. 

Jadi lempengan tersebut bisa dikatakan sebagai konduktornya dan pada sebagian besar hot plate dilengkapi dengan magnetic stirrer yang berfungsi untuk mengaduk cairan kimia dengan bantuan stirrer bar. Itulah mengapa hot plate laboratorium ini disebut juga dengan istilah hot plate magnetic stirrer. 

Cara kerja atau prinsip kerja hot plate laboratorium ini tergantung pada batang magnet atau magnetic stirrer yang terdapat dalam wadah larutan. Ada juga batang magnet ini diletakkan dibawah beaker glass. Biasanya ditaruh dibagian motor pemutarnya sehingga mampu menarik stirrer bar. Adanya magnetic stirrer ini membantu memudahkan pengadukan dalam proses pencampuran bahan kimia.

Jenis-jenis Hot Plate Laboratorium

Perlu diketahui jika hot plate ini memiliki berbagai jenis dan juga spesifikasi. Dikelompokkan berdasarkan ukuran, spesifikasi dan juga aplikasi yang dibawanya. Setiap jenis memiliki sistem yang dapat memantau suhu dan juga kecepatan pengadukan dengan memakai satuan RPM.

Berikut adalah jenis-jenis hot plate laboratorium yang dapat Anda jadikan bahan referensi dan juga rekomendasi sebelum membelinya.

1. Digital Hot Plates

Memiliki tampilan sederhana yang terdiri  knop kontrol panas, pengaturan suhu dan juga kecepatan. Fitur atau bagian-bagiannya yang sederhana membuat alat ini mudah untuk digunakan.

2. Analog Hot Plates

Memiliki pelat bundar sebagai piringannya dan juga suhu pemanasan maksimumnya mencapai 340 derajat celcius. Satu hal yang istimewa dari analog hot plates ini adalah memiliki fitur kontrol elektronik. Dimana mampu memberikan kecepatan secara konstan selama terjadinya perubahan beban dan juga stabilitas suhu yang panas rendah.

3. Digital Stirrer

Hot plate jenis ini memiliki satu knop pemutar yang berfungsi untuk mengatur kecepatan. Dimana untuk jenis hot plate ini tersedia dalam bentuk LCD dan juga LED.

4. Analog Stirrer

Analog stirrer ini mempunyai fitur yang mampu mengontrol kecepatan konstan selama perubahan larutan terjadi. Dan yang menjadikannya unggul adalah memiliki harga yang cukup terjangkau dari jenis hot plate lainnya. 

5. Multi Position Hotplate Stirrer

Jenis hot plate ini sangat menghemat waktu. Bentuknya yang memanjang dapat menampung banyak wadah larutan  sehingga mampu memanaskan banyak larutan dalam waktu yang bersamaan.

Baca juga:

Cara Menggunakan Hot Plate Laboratorium  

Dalam menggunakan hot plate laboratorium ini seorang laboran haruslah teliti dan  juga memahami tata cara penggunaanya. Apabila tidak dilakukan dengan cara yang benar maka hasil yang didapatkan pun kurang akurat akan kebenaran data tersebut. Adapun langkah-langkah untuk mengoperasikan hot plate laboratorium adalah sebagaimana berikut: 

  • Pertama, siapkan bahan larutan kimia dan alat yang akan digunakan.
  • Tuang larutan kimia ke dalam gelas kimia.
  • Setelah itu letakkan gelas yang berisi cairan kimia tadi diatas piringan hot plate.
  • Hubungkan steker ke stop kontak dan hidupkan hot plate.
  • Aturlah suhu pada tombol pengaturan suhu ke arah jarum jam. Sesuaikan dengan suhu yang dikehendaki.
  • Selanjutnya tinggal mengatur kecepatan agar mendapatkan pengaturan kecepatan yang stabil untuk digunakan.
  • Tunggu hingga proses pemanasan mendidih.
  • Setelah selesai putar tombol pengaturan kecepatan dan suhu ke arah berlawanan jarum jam menuju ke titik nol.
  • Selanjutnya pindahkan wadah atau gelas kimia yang telah tercampur larutannya tadi menggunakan alat hot hand agar tangan aman terlindungi.
  • Terakhir, jika sudah selesai matikan hot plate dengan mencabut steker dari stop kontak.

Cara Aman Menggunakan Hot Plate Laboratorium 

Diatas telah diulas beberapa langkah mudah atau cara menggunakan hot plate dengan baik dan benar. Meskipun memiliki banyak kegunaan, hot plate ini juga berpotensi menimbulkan bahaya jika tidak digunakan dengan benar. Nah berikut adalah tips aman dalam menggunakan hot plate laboratorium.

  • Matikan hot plate saat sedang tidak digunakan
  • Pastikan dengan seksama jangan sampai kabel menyentuh atau terkena piringan hot plate karena bisa terbakar.
  • Gunakan sistem pematian suhu tinggi otomatis jika menggunakan hot plate tanpa pengawasan.
  • Perhatikan kontrol pengatur suhu dan  karena di beberapa jenis hot plate dan magnetic stirrer hampir kelihatan sama. Ini untuk membedakan fungsinya.
  • Perhatikan juga dalam penggunaan kontrol suhu. Di Beberapa model ada yang memiliki kontrol suhu yang dapat diputar dengan arah yang sama. Jadi jika tidak teliti bisa menyebabkan kekeliruan dalam memutar dan dapat memicu kebakaran jika yang dipanaskan adalah minyak mineral.
  • Gunakan permukaan hot plate yang lebih besar dari wadah yang Anda gunakan untuk mencampur larutan kimia.
  • Tambahkan batu didih untuk membantu melancarkan proses pendidihannya.
  • Hati-hati saat mengentalkan larutan dalam wadah. Pasalnya jika mengentalkan larutan dalam wadah dan kelembabannya kurang dan masih dipanaskan terus menerus maka akan menimbulkan keretakan.
  • Sebaiknya untuk memanaskan cairan, gunakanlah pengaturan sedang atau sedang-tinggi. Jangan menggunakan pengaturan tinggi untuk memanaskan cairan yang memiliki titik didih rendah.
  • Jauhkan dari bahan kimia atau bahan lainnya yang mudah terbakar.
  • Dalam memanaskan minyak usahakan untuk tidak memakai jenis bahan pengoksidasi yang kuat karena akan menimbulkan kebocoran dan juga luapan.
  • Usahakan tidak memanaskan pelarut yang memiliki titik didih rendah karena lebih rentan untuk terjadi kebakaran.
  • Tambahkan pelarut menggunakan dropping funnel jika sistem pemanas sudah panas. Hati-hati dalam menambahkan bahan-bahan ini karena dapat membuat api berkobar dan kelembaban akan terserap.
  • Untuk mengeluarkan benda panas dari hot plate, pakailah sarung tangan atau bisa juga menggunakan penjepit termal.
  • Usahakan untuk tidak melakukan reaksi suhu bertekanan tinggi tanpa ada yang mengawasi.
  • Perhatikan kontrol pengaduk dan pengatur suhu yang kelihatan sama untuk membedakan fungsinya.

Demikianlah informasi seputar cara menggunakan hot plate laboratorium dengan aman. Penggunaan yang sesuai prosedur akan mencegah dari kecelakaan kerja di laboratorium. Jika Anda masih pemula atau masih belajar jangan lupa minta untuk minta didampingi selalu agar mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.

Posting Komentar