5 Strategi Diversifikasi Investasi yang Tepat (+ Contohnya)

Diversifikasi investasi dapat meminimalkan risiko kerugian, sekaligus memperbesar kesempatan untuk meraih keuntungan lebih.

Ketika hendak memulai berinvestasi, Anda harus memastikan tidak menempatkan seluruh dana pada satu instrumen. Diversifikasi investasi perlu dilakukan sejak awal memiliki niat mengembangkan dana. Apa itu diversifikasi di dalam investasi dan bagaimana strategi yang benar melakukannya?

Diversikasi investasi mengarah pada keputusan Anda untuk mengalokasikan dana investasi tidak hanya pada satu tempat. Ketika melakukan diversifikasi investasi, artinya Anda memecah-mecah dana untuk disebar ke berbagai instumen investasi lainnya.

Diversifikasi Investasi

Pengertian diversifikasi investasi sudah sering diungkapkan para pakar investasi, tidak terkecuali Warren Buffet yang menyatakan, “don’t put your eggs in one basket.”

Telur yang dimaksud di sini adalah uang Anda. Sementara itu, keranjang yang dimaksud mengarah ke instrumen investasi yang dipilih.

Apa pun jenis instrumen investasi yang Anda pilih, pasti ada risiko yang bisa membuat nilai uang Anda berkurang bahkan bisa hilang seluruhnya. Risiko ini terjadi karena adanya ketidakpastian di dalam pasar uang. Karena itulah, agar semua telur atau uang Anda tidak hilang atau rugi bersamaan, pemisahan dana ke berbagai instrumen perlu dilakukan.

Dengan memisahkan dana ke berbagai instrumen investasi yang berbeda, risiko investasi bisa dikurangi. Sekalipun ada satu instrument yang menyebabkan kerugian, dana investasi yang sudah Anda tanam tidak seluruhnya lenyap. Ini karena masih ada harapan keuntungan di instrumen investasi lainnya. 

Tujuan Diversifikasi

Diversifikasi adalah strategi yang bisa Anda lakukan untuk mencapai tujuan keuangan. Dengan diversifikasi terencana, target keuntungan dan kerugian bisa diprediksi dan tidak membuat Anda bangkrut seketika. 

Berikut beberapa tujuan diversifiasi yang sering dilakukan:

1. Meminimalkan Risiko

Diversifikasi adalah jalan terbaik untuk meminimalkan risiko kerugian dari pasar uang yang tidak menentu. Melakukan diversifikasi ke beberapa instrumen investasi ibarat Anda menaruh brankas di beberapa rumah. 

Jadi jika ada satu rumah yang kerampokan dan isi brankas lenyap, masih ada brankas lain yang relatif lebih aman.

2. Nilai Investasi Lebih Pasti

Beberapa pihak masih ragu menjalankan investasi karena menganggap nilai pengembalian dari produk investasi sangatlah tidak pasti. Ada pula ketakutan bahwa uang yang ditanam di suatu instrumen investasi tidak bisa diambil ketika dibutuhkan. 

Segala kekhawatiran tersebut bisa terempas jika Anda melakukan diversifikasi investasi. Diversifikasi yang Anda lakukan dapat membuat nilai pengembalian dana lebih pasti. Ketika salah satu instrumen yang Anda pilih melemah, masih ada jenis investasi lain yang menopang nilai total penanaman dana.

3. Lebih Fleksibel

Anda akan benar-benar merasakan keuntungan dari apa itu diversifikasi investasi ketika hendak mengambil sebagian uang di luar waktu rencana pengembangan dana. 

Dengan adanya diversikasi, Anda bisa mengambil dana investasi baik dalam jangka pendek, menengah, ataupun panjang. Ketika mengambil sebagian dana investasi di jangka pendek, pengembangan dana di investasi jangka menengah dan panjang tidak terganggu.

4. Keuntungan Lebih Besar

Tidak sedikit orang pada akhirnya yakin melakukan diversifikasi investasi dengan tujuan mendapat keuntungan lebih besar. Dengan menaruh dana di berbagai instrumen investasi, pengembangan dana di salah satu instrumen bisa digenjot tanpa khawatir. Ini karena sudah ada penopang di instrumen lain yang lebih aman. 

Lewat diversifikasi pula, Anda bisa memasukkan dana ke instrumen investasi skala internasional sehingga keuntungan pengembalian hasil dapat berlipat ganda.

Strategi Jitu Diversifikasi Investasi 

Anda tentunya senang bukan apabila risiko investasi bisa diminimalkan dan keuntungan dapat dimaksimalkan? Namun sebelum menikmati hasil tersebut, Anda juga harus melakukan diversifikasi secara benar dan tepat. Jika salah sangka, diversifikasi investasi yang Anda lakukan justru bisa berakhir tidak terlalu baik. 

Berikut lima strategi jitu yang mesti Anda pahami sebelum melakukan diversifikasi investasi.

1. Kenali Profil Risiko

Salah satu tujuan diversifikasi adalah membuat Anda lebih fleksibel dalam penerimaan keuntungan dana tanpa mengurangi tingkat keuntungan. Untuk itu, Anda harus lebih memahami profil risiko yang dimiliki.

Apabila berinvestasi untuk tujuan jangka panjang dengan dana bebas dan hampir tidak memiliki utang, Anda bisa melakukan diversifikasi ke instrumen-instrumen berisiko tinggi yang lebih menjanjikan keuntungan besar. 

Sebaliknya, apabila dalam berinvestasi masih menggunakan dana terbatas, yang bisa sekali-sekali dipakai dalam waktu di bawah 5 tahun, lebih baik Anda lebih banyak menaruh dana ke instrumen investasi yang lebih aman, seperti deposito atau reksadana pendapatan tetap. 

2. Pastikan Target Finansial

Jangan memilih instrumen investasi apa saja yang mau Anda diversifikasi sebelum memastikan target finansial dari kegiatan investasi yang dilakukan. Bagaimana pun, penanaman dana dilakukan untuk mendapatkan keuntungan yang bisa dipakai untuk memenuhi target keuangan. Jangan sampai, Anda hanya melakukan penanaman dana, tetapi target keuangan meleset jauh dari keinginan.

Target finansial baiknya dibagi ke beberapa periode waktu. Tetapkan target finansial dalam jangka pendek atau di bawah 5 tahun. Setelah itu, maksukkan target finansial apa saja yang hendak Anda raih dalam jangka menengah ataupun jangka panjang. Setelah semuanya pasti, barulah diversifikasi bisa Anda lakukan dengan mempertimbangkan tujuan keuangan yang sudah dibuat.

3. Buat Perbandingan Rasio

Profil risiko sudah diketahui dan target finansial sudah ditetapkan, kini saatnya Anda membuat perbandingan rasio untuk setiap jenis instrumen investasi yang dipilih. Anda perlu memastikan untuk membuat rasio investasi, yang memiliki karakteristik beragam dari sisi risiko maupun jangka waktu, berdasarkan profil risiko dan tujuan keuangan. 

Perbandingan rasio investasi secara umum menaruh lebih banyak dana di instrument berisiko tinggi untuk keperluan jangka panjang. Idealnya, Anda bisa menaruh 60 persen dana di saham untuk target jangka panjang. 

Sisa 40 persen dana bisa ditempatkan di instrumen ynag lebih aman, seperti emas, reksadana, ataupun obligasi. Jika ingin perputaran dana yang lebih cepat dan siap menanggung risiko lebih tinggi, Anda bisa menaruh sebagian sisa dana investasi ke peer-to-peer lending. 

4. Pecah Tiap Instrumen

Apa itu diversifikasi tidak berakhir pada pembagian peletakan dana ke berbagai instrument investasi. Diversifikasi pada tiap instrumen investais juga harus dilakukan guna membuat risiko kerugian semakin minim.

Sebagai contoh, jangan menaruh dana untuk saham pada satu perusahaan saja. Pecah penempatan dana tersebut ke beberapa perusahaan dari lini sektor yang berbeda. 

Jadi apabila ada krisis yang membuat kondisi suatu perusahaan di sektor tertentu menjadi lesu, dana Anda masih bisa berkembang baik karena ada penopang dari perusahaan lain yang berbeda sektor bisnis. 

5. Rutin Atur Ulang Portofolio

Tidak benar apabila Anda hanya mengatur diversifikasi di awal penanaman dana. Investasi yang baik adalah investasi yang rutin mengatur ulang portofolionya. Pengaturan ulang amat penting karena risiko keuangan tiap orang bisa berubah setiap waktu. Selain itu, ada kemungkinan kinerja dari salah satu instrumen investasi yang Anda pilih tidak sesuai harapan. 

Karena itu, sering-seringlah melakukan pengecekan dan evaluasi portofolio secara rutin. Anda bisa melakukan evaluasi investasi tiap 3—6 bulan sekali. Perubahan yang dapat Anda lakukan pada diversifikasi investasi pun dapat disesuaikan dari hasil evaluasi nilai investasi maupun profil risiko terbaru.

Selain investasi, Anda sebaiknya tidak lupa menempatkan dana di asuransi untuk memperkecil risiko keuangan yang bisa saja terjadi di masa depan. Ini seperti dari penggelontorkan banyak dana untuk kesehatan maupun hilangnya sumber pendapatan karena kepala keluarga meninggal dunia.

Asuransi bahkan seharusnya dilakukan sebelum Anda memulai investasi. Namun untuk saat ini, Anda sudah bisa melakukan asuransi dan investasi secara bersamaan. Ini karena telah banyak produk unitlink yang merupakan produk asuransi yang disertai pengembangan dana. Contohnya adalah produk Mega Prima Link dan Mega Saving Protection yang dikelola oleh PFI Mega Life.

Mega Prima Link adalah produk asuransi jiwa yang bisa memberikan perlindungan asuransi jiwa sekaligus. Lewat produk ini pula, Anda berkesempatan berinvestasi untuk mempersiapkan kebutuhan finansial masa mendatang.

Mega Saving Protection merupakan produk asuransi jiwa yang memberikan perlindungan asuransi terhadap risiko meninggal dunia. Manfaat yang diberikan produk ini dapat diberikan secara bertahap sesuai perjanjian yang telah dibuat sebelumnya.

Seorang Ayah, Blogger, Guru, dan Juga Temen yang asyik untuk diajakin ngopi

Posting Komentar