Lafadz Bacaan Bilal Idul Fitri NU oleh Muroqi dan Artinya

Berikut adalah Lafadz Bacaan Bilal Idul Fitri NU oleh Muroqi dan Artinya Lengkap. Muroqi atau Muraqqi adalah sebutan untuk bilal idul fitri.

Rangkaian sholat ied memiliki rukun atau kegiatan dan urutan sendiri dalam pelaksanaannya. Mulai dari malam takbiran, pelaksanaan sholat, khotbah, hingga lantunan dari bilal bahkan ada halalbihalal. Idul fitri dan idul adha pun hanya berbeda pada beberapa hal saja.

Indonesia sendiri punya dua aliran atau ormas keagamaan besar, yakni NU dan Muhammadiyah. Boleh jadi cara dan bacaan bilal idul fitri NU dan Muhammadiyah berbeda. Berikut adalah bacaan bilal idul fitri versi NU yang bisa Anda ikuti.

Lafadz Bacaan Bilal Idul Fitri NU

Muroqi atau Muraqqi adalah sebutan untuk bilal idul fitri. Tidak ada muroqi yang boleh mengumandangkan iqomah idul fitri, apalagi adzan, sebelum melaksanakan sholat hari raya ini. Namun sebagai gantinya, ada bacaan lain khusus untuk bilal hari raya yang lebih dianjurkan.

Anjuran tersebut adalah melafalkan (dengan lantang) kalimat “As-shalāta(u) jāmi‘ah" sebelum memulai sholat.

Artinya: “(Marilah) sholat idul fitri berjamaah.”

Seorang bilal bisa memberi tambahan lantunan seruan yang lainnya juga pada lafal “As-shalāta(u) jāmi‘ah.” Meski ini bisa berbeda-beda antara satu masjid atau musholla dengan yang lainnya. Salah satunya adalah seruan tambahan ini:

الصَّلَاةَ... الصَّلَاةَ... الصَّلَاةَ سُنَّةً لِعِيْدِ الفِطْرِ جَامِعَةً رَحِمَكُمُ اللهُ 

الصَّلَاةَ... الصَّلَاةَ... الصَّلَاةَ سُنَّةً لِعِيْدِ الفِطْرِ جَامِعَةً رَحِمَكُمُ اللهُ 

الصَّلَاةَ... الصَّلَاةَ... الصَّلَاةَ سُنَّةً لِعِيْدِ الفِطْرِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ

“As-shalāh… As-shalāh… As-shalāta(u) sunnatan li ‘īdil fithri jāmi‘ah rahimakumullāh.

As-shalāh… As-shalāh… As-shalāta(u) sunnatan li ‘īdil fithri jāmi‘ah rahimakumullāh.

As-shalāh… As-shalāh… As-shalāta(u) sunnatan li ‘īdil fithri lā ilāha illallāh.”

Artinya: “(Marilah kita) sholat… (Marilah kita) sholat… (Marilah kita) sholat sunnah Idul Fitri berjamaah. Semoga Allah menurunkan rahmat-Nya kepadamu semua.

(Marilah kita) sholat… (Marilah kita) sholat… (Marilah kita) sholat sunnah Idul Fitri berjamaah. Semoga Allah menurunkan rahmat-Nya kepadamu semua.

(Marilah kita) sholat… (Marilah kita) sholat… (Marilah kita) sholat sunnah Idul Fitri berjamaah. Tiada Tuhan selain Allah.”

Tata Cara dan Urutan Bacaan Bilal Hari Raya Idul Fitri NU

Ketika melaksanakan tugasnya sebagai bilal sholat idul fitri, seorang muraqqi membaca beberapa lafal berikut sesuai urutannya, mengikuti rangkaian sholat-nya:

1. Menjelang Mulainya Sholat

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ, اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ , لَا إلٰهَ إلَّا اللهُ وَ اللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ
صَلُّوْا سُنَّةً لِعِيْدِ الْفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ جَامِعَةً رَحِمَكُمُ اللهُ ×٢  الصَّلَاةَ جَامِعَةً

“Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar. Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar. Laa ilaaha ilallaahuwallaahu akbar, Allaahu akbar walillaahilhamdu.

Shollu sunnata li’idil fitri rok’ataini jaami’ata rohimakumulloh (2x). Ashshalaata Jami’ah.”

Artinya: "Allah Maha Besar (6x). Tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar. Allah Maha Besar, dan Bagi Allah segala Puji. Sholat-lah kalian semua, sunnah idul fitri, dua rakaat secara berjamaah. Semoga kalian semua dirahmati Allah SWT."

2. Seusai Sholat

Dalam menjalankan yang berikutnya, bilal akan berdiri terlebih dulu dan menghadap ke arah para jamaah untuk membacakan:

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ , لَا إلٰهَ إلَّا اللهُ وَ اللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ

يَا مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ وَزُمْرَةَ الْمُؤْمِنِيْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ. اِعْلَمُوْا أَنَّ يَوْمَكُمْ هٰذَا يَوْمُ عِيْدِ الْفِطْرِ وَيَوْمُ السُّرُوْرِ، وَيَوْمُ الْمَغْفُوْرِ. أَحَلَّ اللهُ لَكُمْ فِيْهِ الطَّعَامَ، وَحَرَّمَ عَلَيْكُمْ فِيْهِ الصِّيَامَ. إِذَا صَعِدَ الْخَطِيْبُ عَلَى الْمِنْبَرِ, اَنْصِتُوْا وَاسْمَعُوْا وَاَطِيْعُوْا رَحِمَكُمُ اللهُ, اَنْصِتُوْا وَاسْمَعُوْا وَاَطِيْعُوْا رَحِمَكُم اللهُ, اَنْصِتُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ

“Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar. Laailaahailallahu wallahuakbar. Allahu akbar walillahilhamdu.

Yaa ma’asyirol muslimiina zumrotal mu’miniina rohimakumulloh. I’lamu anna yaumakum haadzaa yaumu ‘iidil fitri wa yaumus suruuri, wa yaumul maghfuuri. Ahalallahullohulakum fiihitho’amu, wa haroma ‘alaikum fiihis shiyam. Idzaa sho’idal khotiibu ‘alal minbari, anshituu was ma’u wa ati’u rohimakumulloh, anshituu wasma’u wa ati’u rohimakumulloh, anshitu la’alakum turhamun.”

Artinya: "Wahai sekalian kaum muslimin dan golongan kaum mukminin, semoga Allah memberi rahmat kepada kalian. Ketahuilah sesungguhnya hari kalian ini adalah Hari ‘Idul Fitri (hari kembali suci), hari bahagia dan hari pengampunan. Allah menghalalkan bagi kalian makan pada hari itu dan Allah mengharamkan bagi kalian puasa pada hari itu. Apabila khatib naik ke atas mimbar, perhatikanlah, dengarkanlah, dan taatilah, semoga Allah memberi rahmat kepada kalian (2x). Perhatikanlah, semoga kalian dirahmati oleh Allah."

3. Penyerahan Tongkat ke Khatib

Pelaksanaan berikutnya adalah penyerahan tongkat dari muroqi ke khatib. Sesudah itu bilal membaca doa ini:

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلىٰ مُحَمَّدٍ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلىٰ سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ،وَاْلحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ قَوِّاْلاِسْلاَمَ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْاَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ، وَيَسِّرْهُمْ عَلىٰ اِقَامَةِ الدِّيْنِ. رَبِّ اخْتِمْ لَنَامِنْكَ بِالْخَيْرِ وَيَاخَيْرَالنَّاصِرِيْنَ بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

“Allohumma sholli ‘ala muhammadin, Allohumma sholli ‘ala sayyidina muhammadin, Allohumma sholli ‘ala sayiidina wa maulanaa muhammadin, walhamdulillahi robbil ‘alamiin.

Allohumma qowwil Islaam minal muslimiina wal muslimaat, wal mu’miniina wal mu’minaat, al ahyaai minhum wal amwaat, wa yassirhum ‘ala iqoomatid diin, robbihtim lanaa minka bilkhoir, wa yaa khoerin naashiriin birohmatika yaa arhamarrohimiin.”

Artinya: "Ya Allah, kuatkanlah Islam dan Iman dari (dada) umat Islam, dan orang-orang mukmin, baik yang masih hidup ataupun yang sudah meninggal dunia, dan tolonglah kami agar dapat melaksanakan (kewajiban) agama, dan anugerahkan kami akhir yang baik, wahai sebaik-baiknya dzat penolong, dengan rahmatmu wahai Dzat Maha Penolong."

4. Bacaan Setelah Khatib Duduk

Bacaan ini adalah ketika khatib sudah berada di atas mimbar dan mengucap salam, kemudian duduk di kursinya. Pada saat khatib sudah duduk, bilal membaca:

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ , لَا إلٰهَ إلَّا اللهُ وَ اللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ

“Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar. Laaila ha illallohu wallohu akbar. Allahu akbar walillahilhamdu.”

5. Ketika Khatib Duduk antara Dua Khotbah

Seusai menyampaikan khotbah pertamanya, khatib pasti duduk terlebih dulu sebelum kemudian memasuki khutbah kedua. Pada saat khatib duduk inilah seorang muroqi membaca:

اَللّٰـهُمَّ صَلِّ عَلىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىٰ اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

“Allohumma sholli ‘ala sayyidina Muhammadin wa ‘ala aali sayyidinaa Muhammadin.”

Prosesi yang berikutnya sudah tidak melibatkan bacaan muroqi idul fitri lagi. Seusai khotbah dan semua rangkaian sholat idul fitri, biasanya para jamaah akan berbaris dan saling bersalam-salaman sambil bersholawat.

Baca juga:

Hukum Melaksanakan Sholat Ied

Pelaksanaan sholat ied, baik untuk saat idul fitri maupun idul adha sebetulnya sunnah. Namun, hukum sunnah-nya ini adalah sunnah muakad. Rasulullah SAW sendiri juga selalu melaksanakannya. Namun, ada sedikit perbedaan pendapat pula dalam kalangan ulama.

Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa hukum shalat ied adalah fardhu ‘ain. Sedangkan menurut pendapat Imam Ahmad, hukumnya ialah fardhu kifayah. Sunnah pelaksanaan sholat ied adalah untuk orang-orang yang bermukim, musafir, merdeka, budak, laki-laki, maupun perempuan.

Dalil Pelaksanaan Sholat Ied

Dasar pelaksanaan sholat id adalah firman dari Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Kautsar ayat 2,فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ  yang artinya:

“Maka laksanakanlah sholat karena Tuhanmu, dan berqurbanlah.”

Terdapat beberapa pendapat yang cukup berbeda di antara para ulama dalam menafsirkan makna ayat tersebut. Pendapat dari mayoritas ahli tafsir mengenai maksud “sholat” dalam ayat tersebut yakni sholat ied.

Sementara itu, pendapat yang kuat mengenai hal tersebut mengatakan bahwa lebih utama sholat idul adha daripada idul fitri. Imam Ibnu Hajar pun berpendapat demikian, karena terdapat nash dalam Al-Qur’an. Namun Imam Izzuddin ibn Abdissalam berpendapat sholat idul fitri adalah yang lebih utama.

Waktu Pelaksanaan Sholat Ied

Dalam melaksanakan sholat ied, rentang waktunya adalah mulai dari matahari terbit sampai maksimal memasuki dzuhur. Ada anjuran yang menyatakan bahwa lebih baik mengakhirkan waktu pelaksanaannya sampai setidaknya ketinggian matahari seukuran tombak. Kira-kira 16 menit sejak matahari terbit.

Oleh sebab itu umumnya pelaksanaan sholat ied selalu pada saat masih pagi-pagi sekali setelah matahari terbit. Ini pun diperkuat oleh pendapat ulama, salah satunya adalah Imam Malik, yang mengikuti Nabi yang menyatakan itu sebagai awal waktunya.

Banyaknya Takbir dalam Sholat Idul Fitri

Secara garis besar, banyaknya jumlah takbir pada rakaat yang kedua lebih sedikit daripada rakaat pertama. Pada rakaat yang pertama setelah melakukan takbiratul ihram, jumlah takbir sholat idul fitri yang dilakukan para jamaah adalah 7 kali. Sebelum mulai membaca Al-Fatihah.

Sementara itu untuk rakaat yang kedua setelah takbir karena berdiri dari sujud, para jamaah melakukan takbir sebanyak 5 kali. Sebelum bacaan Al-Fatihah. Meski takbir dalam sholat idul fitri sendiri hukumnya sunnah. Namun akan menjadi lebih baik sholat-nya bila dikerjakan.

Bacaan antar-Takbir dalam Sholat Idul Fitri

Ada bacaan yang lainnya juga selain bacaan bilal idul fitri NU. Mengingat adanya lebih dari satu takbir dalam kedua rakaat sholat ied, maka ada anjuran membaca doa di antara takbir tersebut. Lafal bacaan doa tersebut adalah:

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ للهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَاللهُ أَكْبَرُ

“Subhanallah wal hamdulillah wa laa ilaha illallohu wallohu akbar.”

Amalan-Amalan Sunnah Idul Fitri

Setidaknya ada delapan amalan sunnah yang dapat Anda manfaatkan saat hari raya idul fitri, yaitu:

1. Berhias Diri dengan Pakaian Terbaik

Umat Islam yang hendak melaksanakan sholat ied sebaiknya berpenampilan yang terbaik. Tidak harus menggunakan pakaian terbaru. Namun bila ada pakaian paling baik di antara pakaian pribadi, maka lebih baik untuk memakai itu. Kalau bisa pakaian tersebut berwarna putih.

Selain pakaian, sebaiknya seorang muslim juga memakai wewangian dan memotong kuku. Ini sebagai wujud suka cita pada datangnya hari raya. Serta menunjukkan kembalinya diri ke jiwa yang lebih bersih dan suci. Kembali ke fitrahnya.

2. Berjalan Kaki ke Masjid

Amalan sunnah yang lainnya adalah memilih berangkat ke masjid, mushola, lapangan, atau tempat sholat ied lainnya dengan berjalan kaki. Sebagaimana dalam hadis riwayat dari Al-Tirmidzi yang beliau nyatakan Hadis Hasan, bahwa Sayyidina Ali pernah menyampaikan:

“Termasuk sunnah Nabi adalah keluar menuju tempat sholat id dengan berjalan.”

Meski ada anjuran untuk lebih baik berjalan kaki, bila tidak mampu, maka bisa naik kendaraan. Amalan ini pun bisa Anda praktikkan, bila pelaksanaan sholat-nya di luar rumah.

3. Mandi Besar

Bagi jamaah laki-laki maupun perempuan yang hendak sholat ied, hukumnya sama-sama sunnah. Namun meski hanya sunnah, sebaiknya tidak ada salahnya untuk mandi besar sekalian. Rentang waktu mandinya yaitu sejak memasuki tengah malam 1 Syawal.

Berikut adalah niatnya:

“Nawaitu ghusla ‘îdil fithri sunnatan lillâhi ta’âlâ.”

Artinya: “Aku niat mandi Idul fitri, sunnah karena Allah ta’ala.”

4. Mendengarkan Khotbah

Khotbah menjadi bagian yang penting pula dalam pelaksanaan sholat ied. Sebab itulah khotbah sholat ied berada setelah selesai sholat, Tidak seperti sholat jumat yang berada sebelum melaksanakan sholat. Ketika Anda telah selesai menjalankan sholat ied, sangat dianjurkan untuk mengikuti khotbahnya.

5. Mengonsumsi Kurma

Ada pula amalan sunnah untuk memakan kurma saat idul fitri. Waktu-waktu yang paling baik untuk mengonsumsinya adalah mulai dari selesai sholat subuh sampai menjelang berangkat untuk menunaikan sholat ied. Anjurannya, kurma yang dimakan berjumlah ganjil.

6. Menyempatkan Makan sebelum Berangkat ke Masjid

Seorang muslim yang hendak berangkat ke masjid untuk sholat ied juga sebaiknya makan terlebih dulu. Anda bisa melakukannya seusai melaksanakan sholat subuh dan sebelum mandi. Namun bila meninggalkan anjuran ini, maka hukumnya makruh.

Amalan-amalan sunnah ini tentu bukannya tanpa tujuan. Salah satunya supaya Anda bisa saling berbagi kebahagiaan di tempat-tempat yang berbeda dengan orang lain. Misalnya mandi terlebih dulu dan memakai wewangian dapat menyenangkan orang lain saat berada di masjid.

Sholat ied yang hanya setahun dua kali (idul fitri dan idul adha) sebaiknya tidak Anda tinggalkan. Seorang muraqqi dalam pelaksanaan sholat idul fitri juga membaca lafal-lafal yang berbeda dengan bilal dalam sholat jumat. Bacaan bilal idul fitri NU boleh jadi berbeda pula dengan versi kalangan lainnya.

Posting Komentar