Qasidah Burdah: Sejarah, Keutamaan, Cara Membaca dan Liriknya (Lengkap)

Qasidah Burdah merupakan shalawat karangan Imam Al-Bushiri yang berisi syair dan puji-pujian terhadap Rasulullah. Di dalamnya mengandung banyak pesan

Qasidah Burdah merupakan shalawat karangan Imam Al-Bushiri yang berisi syair dan puji-pujian terhadap Rasulullah. Di dalamnya mengandung banyak pesan moral, nilai spiritual, dan semangat perjuangan Rasulullah. Tak heran, qasidah ini cukup termasyur, termasuk di Indonesia.

Pada acara apa saja qasidah Burdah dibaca? Biasanya banyak kaum muslim melantunkannya saat peringatan maulid nabi Muhammad SAW. Namun, qasidah ini juga menjadi bacaan rutin di beberapa pondok pesantren. Penasaran bagaimana isi qasidah Burdah? Temukan jawabannya di bawah ini.

Sejarah Qasidah Burdah

Imam Al-Bushiri yang merupakan penyusun Burdah adalah seorang ulama yang lahir sekitar 609 H. Beliau berasal dari Dalas, sebuah desa Bani Yusuf yang ada di dataran tinggi Mesir. Keluarganya merupakan pencinta ilmu dan sejak kecil telah dididik ilmu Al-Qur'an secara langsung oleh ayahnya.

Imam Al-Bushiri juga mengembara untuk mencari ilmu ke banyak ulama besar, seperti Syekh Abul ‘Abbas Al-Murs Dan Imam Abu Hasan As-Syadzili. Dengan kesungguhan belajar, Imam Abu Hasan As-Syadzili akhirnya menjadi salah satu ulama besar, terutama karena menyusun Burdah.

Penulisan sholawat Burdah bermula saat Imam Al-Bushiri menderita sakit lumpuh yang membuatnya tidak dapat melakukan apa-apa. Akhirnya beliau mengisi kekosongan waktu tersebut dengan menulis shalawat atau puji-pujian yang indah tentang Rasulullah Muhammad SAW.

Beliau menulis sholawat tersebut dengan tujuan untuk mendapatkan syafaat dari Rasulullah. Saat tidur, beliau bermimpi melihat Rasulullah mengusap badannya. Akhirnya, atas izin Allah, Imam Al-Bushiri kembali sehat setelah terbangun dari tidurnya tersebut. Hal ini sebagaimana riwayat berikut.

رُوِيَ أَنَّهُ أَنْشَأَ هَذِهِ الْقَصِيْدَةَ حِيْنَ أَصَابَهُ فَالِجٌ، فَاسْتَشْفَعَ بِهَا إِلَى اللهِ تَعَالَى. وَلَمَّا نَامَ رَأَى النَّبِي فِي مَنَامِهِ، فَمَسَحَ بِيَدِهِ الْمُبَارَكَةِ بَدَنَهُ فَعُوْفِيَ

Artinya: Diriwayatkan sesungguhnya Imam al-Bushiri menggubah Burdah ini ketika sedang menderita sakit lumpuh, kemudian ia memohon syafaat kepada Allah SWT dengannya. Lalu ketika tidur, beliau bermimpi bertemu Nabi Muhammad SAW, kemudian Nabi SAW mengusap badan Al-Bushiri dengan tangan yang penuh berkah, dan setelah itu al-Bushiri pun sembuh (Al-Baijuri, Syarhul Burdah, [Mesir, Maktabah ash-Shafa: 2001], halaman 3).

Kemudian, orang-orang mengetahui berita kesembuhan Imam Al-Bushiri, sehingga banyak orang mendatangi rumahnya. Mereka meminta Imam Al-Bushiri agar diberikan qasidah berisi pujian pada Rasulullah. Imam Al-Bushiri pun memberikan sholawat Burdah yang telah disusunnya.

Setelah itu, banyak orang mendapatkan berkah dari membaca dan mengamalkan bacaan Burdah yang disusun Imam Al-Bushiri. Meski begitu, Imam Al-Bushiri selalu menegaskan bahwa berkah tersebut tidak berasal dari qasidahnya.

Beliau menegaskan lafal-lafal yang ada dalam qasidah tersebut tidak memiliki otoritas untuk memberikan berkah berupa kesembuhan atau sejenisnya. Akan tetapi, qasidah tersebut berperan sebagai perantara atau media untuk bertawasul pada Rasulullah.

Keutamaan Membaca Sholawat Burdah

Sholawat yang disusun Imam Al-Bushiri ini memiliki kelebihan dari segi isi dan cara penyusunannya. Di sana, Imam Al-Bushiri tidak hanya menulis puji-pujian kepada Rasulullah dan peningkatan spiritualitas pada Allah. Tapi juga menjelaskan kisah Rasulullah yang inspiratif dan penuh teladan.

Mulai dari kisah kelahiran Rasulullah, nasab dan keturunannya, hingga mukjizat-mukjizat Al-Qur'an yang didapatkannya. Di dalamnya juga menceritakan tentang Isra' Mi'raj, kisah peperangan Rasulullah, serta mengingatkan manusia akan bahaya dari hawa nafsu.

Bacaan sholawat Burdah ini memiliki banyak keutamaan, terutama bagi orang yang membaca dan mengamalkannya. Apalagi jika orang tersebut memahami makna bacaannya secara baik. Berikut beberapa manfaat dan keutamaan membaca sholawat Burdah.

1. Meningkatkan Kecintaan pada Rasulullah

Sebagai salah satu bentuk sholawat nabi, tentu isi di dalamnya banyak memuat puji-pujian terhadap nabi dan Rasulullah. Dengan begitu, di dalam hati orang yang membacanya akan tertanam kekaguman dan rasa cinta yang lebih mendalam pada Rasulullah.

Bukan hanya menambah pengetahuan tentang bagaimana sejarah dan sidaf-sifat baik Rasulullah. Tapi secara tidak langsung juga mendorong orang yang membaca Burdah untuk ikut mengikuti ajaran Rasulullah dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

2. Senantiasa Mengingat Allah dan Rasulullah

Dengan membaca sholawat secara khusyu', hati dan pikiran akan senantiasa tertuju pada Rasulullah. Mulai dari mengingat kebaikannya, ketaatannya, hingga daya juangnya dalam menyebarkan agama Islam. Orang yang membacanya pun akan lebih termotivasi untuk meneladaninya setiap perilakunya.

Secara tidak langsung, hal itu juga dapat mengingatkan orang tersebut kepada Allah sebagai pencipta Rasulullah. Allah Yang Maha Kuasa atas segala yang ada di bumi, termasuk menciptakan Rasulullah sebagai teladan seluruh umat manusia di dunia.

3. Mengisi Waktu Luang dengan Kegiatan Positif

Membaca sholawat Burdah termasuk kegiatan positif untuk mengisi waktu senggang. Hati dan pikiran pun akan terasa lebih tenang dan tentram, karena isi di dalamnya banyak memuat ajaran-ajaran kebaikan. Tentu dengan membacanya secara khusyu' bisa membantu mengurangi stres.

Anda pun bisa terhindar dari melakukan hal-hal yang sia-sia atau merugikan. Apalagi jika dilakukan dalam kelompok besar, hal itu bisa menjadi media yang bagus untuk syiar agama Islam. Misalnya, membacanya bersama dalam peringatan hari besar Islam.

4. Media untuk Memohon Ridha Allah

Sholawat Burdah juga bermanfaat sebagai media untuk berdoa atau memohon kepada Allah agar dipenuhi segala kebutuhan. Mulai dari meminta keselamatan, kesembuhan, hingga keberhasilan. Hal ini sebagaimana pernah ditegaskan Syekh Ali al-Qari berikut ini.

 وَهِيَ مُجَرَّبَةٌ عِنْدَ طَلَبِ الْحَاجَاتِ وَنُزُوْلِ الْمُهِمَّاتِ

Artinya: Qasidah Burdah sangat mujarab (dijadikan media) untuk memohon pemenuhan berbagai hajat dan suksesnya berbagai kepentingan (Ali al-Qari, az-Zubdah, halaman 13).

Perlu diingat untuk tetap meniatkan bacaan Burdah sebagai bentuk tawassul kepada Rasulullah dan memohon ridha Allah. Jadi, jangan sampai menuhankan lafal-lafal dalam sholawat hingga menganggapnya sebagai penyebab kesembuhan. Sebab, hanya Allah yang mampu melakukannya.

5. Media untuk Memohon Kesembuhan

Hampir sama dengan sebelumnya, yaitu memohon ridha Allah, tapi lebih dikerucutkan untuk memohon kesembuhan. Dalam kitab Az-Zubdah Fî Syarhil Burdah diceritakan bahwa ada orang yang mengalami sakit mata parah. Lalu ia bermimpi mendengar nasehat agar mengambil Burdah.

Orang itu pun mengadukan mimpinya kepada Syekh al-Wazir dan ulama tersebut mengatakan sholawat Burdah memang dapat dijadikan sebagai media berobat. Beliau pun mencoba meletakkan Burdah di depan orang yang sakit tadi. Atas izin Allah, penyakit orang tersebut akhirnya sembuh.

Cara Membaca Burdah

Burdah termasuk salah satu bacaan yang sakral. Karena salah satu manfaat membacanya yaitu untuk meneladani sirah dan mengungkapkan kerinduan pada Rasulullah. Di dalamnya juga memuat banyak kisah teladan tentang Rasulullah, mulai dari kelahiran hingga mukjizat yang beliau dapatkan.

Apalagi, sholawat ini juga dapat dijadikan sebagai media untuk meningkatkan spiritualitas kepada Allah. Tentu dalam membacanya pun tak boleh sembarangan. Saat membacanya harus berperilaku sebaik mungkin sebagai bentuk penghormatan pada Allah dan Rasulullah.

Pastikan membaca sholawat Burdah penuh adab dan sopan santun. Baik dari segi tutur kata maupun perbuatan. Selain itu, usahakan membacanya di tempat yang layak dan dalam keadaan suci. Selanjutnya, baca sholawat tersebut dengan urutan sebagai berikut.

  1. Awali dengan membaca surat Al-Fatihah yang ditujukan untuk Rasulullah SAW dan Imam Al-Bushiri selaku penyusunnya.
  2. Ajak orang lain untuk ikut mengirimkan shalawat pada Rasulullah secara bersama-sama dengan bacaan Al-Qur'an surah Al-Ahzab ayat 56.
  3. Untuk setiap bait tertentu dalam Burdah ini harus dimulai dengan bacaan shalawat berikut ini.

مَوْلَايَ صَلِّ وَسَلِّمْ دَائِمًا أَبَدًا *** عَلَى حَبِيْبِكَ خَيْرِ الْخَلْقِ كُلِّهِمِ

Artinya: Wahai Tuhanku, limpahkanlah selalu rahmat penghormatan dan keselamatan atas kekasih-Mu Nabi Muhammad saw, makhluk terbaik di antara seluruh makhluk.

Baca juga:

Lirik Bacaan Qasidah Burdah PDF

Setelah mengetahui sejarah, keutamaan membaca, dan cara membacanya, sekarang waktunya belajar dan mengamalkan sholawat Burdah. Berikut teks Arab Lirik Bacaan Sholawat Burdah yang bisa anda unduh:

QASIDAH BURDAH.PDF

Qasidah Burdah termasuk salah satu sholawat nabi yang mengajarkan banyak tuntunan kebaikan. Cobalah membacanya saat senggang atau perayaan hari besar Islam untuk mendapatkan banyak keutamaan. Mulai dari meningkatkan kecintaan pada Rasulullah hingga memohon ridha Allah.

Posting Komentar