Idgham Bilaghunnah: Pengertian, Huruf, Contoh dan Hukum Bacaan

Hal yang harus diperhatikan ketika membaca Al-Qur’an adalah dengan ilmu tajwid, salah satunya hukum bacaan idgham bilaghunnah.

Ilmu Tajwid memiliki arti melakukan sesuatu dengan yang indah. Salah satu cara membaca Al-Qur’an yang benar adalah dengan memahami hukum bacaannya atau yang biasa dikenal dengan ilmu Tajwid seperti izhar halqi, iqlab, dan idgham bilaghunnah. 

Dengan demikian ilmu tajwid adalah mempelajari cara membaca Alquran dengan indah. Membaca Alquran yang sesuai dengan ilmu tajwid diharapkan seseorang dapat memahami apa maksud yang terkandung dalam ayat Alquran.

Hukum Mempelajari Ilmu Tajwid

Dalam mempelajari ilmu tajwid hukumnya adalah fardhu kifayah yang berarti wajib dilakukan, namun apabila sudah dilakukan oleh umat muslim yang lain maka kewajibannya gugur. Para ulama berpendapat bahwa mengamalkan ilmu tajwid ketika membaca hukumnya adalah fardu ain.

Sedangkan dalam agama Islam hukum meninggalkan aktivitas yang hukumnya fardhu ain adalah berdosa. Tujuan dari mempelajari ilmu tajwid tidak lain adalah agar hukum bacaan ketika membaca Al-Qur’an menjadi benar dan juga indah bagi yang mendengarkan.

Bagian 1

Dalam mempelajari ilmu tajwid ini terbagi menjadi beberapa macam. Yang pertama adalah hukum nun sukun dan tanwin. Hukum bacaan nun sukun ini meliputi :

Izhar halqi

Izhar halqi adalah hukum bacaan nun sukun dan tanwin yang bertemu dengan salah satu dari keenam huruf izhar halqi. Cara membaca izhar halqi adalah dengan jelas, terang dan pendek, serta tidak mendengung.

Iqlab

Iqlab merupakan salah satu hukum ilmu tajwid yang apabila nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf iqlab yang hanya memiliki satu huruf saja, yaitu Ba’. Cara membaca hukum bacaan iqlab adalah dengan mengubah nun mati atau tanwin menjadi huruf mim.

Ikhfa haqiqi

Ikhfa’ artinya adalah menyamarkan. Hukum bacaan ikhfa’ berlaku apabila huruf nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu dari ke-13 huruf ikhfa’. Cara membaca hukum bacaan ikhfa’ adalah dengan samar antara izhar dan idgham.

Idgham bigunnah

Idgham bigunnah adalah hukum bacaan nun sukun atau tanwin yang melebur dan disertai dengan dengungan. Cara membaca idgham bighunnah adalah dengan memasukkan salah satu huruf nun sukun atau tanwin pada huruf sesudahnya.

Idgham bilaghunnah

Idgham bilaghunnah artinya adalah melebur tanpa mendengung atau memasukkan huruf nun sukun atau tanwin tanpa diikuti oleh suara yang mendengung.

Bagian 2

Ilmu tajwid yang kedua adalah yang mempelajari tentang hukum mim mati yang mana didasarkan pada bertemunya mim mati dengan huruf-huruf tertentu. Terdapat tiga macam bacaan dalam hukum mim mati, yaitu

Ikhfa syafawi

Cara membaca hukum bacaan ikhfa syafawi adalah dengan samar-samar pada bagian bibir dan juga disertai dengan dengungan. Ikhfa syafawi ini tentu berbeda dengan ikhfa haqiqi. Perbedaan tersebut adalah apabila ikhfa syafawi menggunakan mim sukun.

Izhar syafawi

Hukum bacaan izhar syafawi ini berlaku apabila mim sukun atau mim mati bertemu dengan huruf-huruf hijaiyah selain huruf mim dan ba’. Cara membaca izhar syafawi yaitu dengan jelas pada bibir yang diikuti dengan menutup mulut.

Idgham mimi

Idgham mimi ini memiliki nama lain, yaitu idgham mutamasilain. Hukum bacaan ini adalah mim sukun atau mim mati bertemu dengan huruf mim. Cara membaca idgham mimi adalah dengan membaca huruf mim yang dirangkai dengan cara mendengung.

Bagian 3

Dan ilmu tajwid yang ketiga adalah hukum tajwid idgham. Pada ilmu tajwid yang terakhir ini terdapat tiga macam tajwid yang berbeda,. Hal tersebut dikarenakan adanya perbedaan makhraj dan sifatnya. Ketiga bacaan tajwid idgham ini meliputi :

Idgham mutamatsilain

Idgham mutamatsilain adalah hukum bacaan yang apabila terjadi pada salah satu huruf yang bertemu dengan huruf yang sama, seperti dal bertemu dengan dal. Cara membacanya adalah dengan huruf tersebut dilebur pada huruf berikutnya tanpa di tahan.

Idgham mutaqaribain

Apabila terdapat dua huruf yang berdekatan makhrajnya dan memiliki sifat yang berbeda namun bertemu dan huruf yang pertama sukun. Hukum bacaan idgham mutaqaribain adalah dibaca dengan cara diidghamkan dengan berdengung. 

Idgham mutajanisain

Dari ketiga hukum bacaan dalam ilmu tajwid, yang memiliki huruf paling sedikit selain iqlab adalah idgham bilaghunnah. Cara membaca hukum bacaan ini seringkali ditemukan dalam Al-Qur’an. Berikut adalah pengertian, huruf, cara membaca, dan contoh bacaan yang terdapat pada Al-Qur’an.

Baca juga: Idgham Bighunnah: Pengertian, Hukum Bacaan dan Contohnya

Pengertian dan Huruf Idgham Bilaghunnah

Idgham artinya adalah memasukkan atau meleburkan. Sedangkan bilagunnah artinya adalah tidak dengan mendengung. Jadi, idgham bilagunnah  adalah melebur tanpa mendengung atau memasukkan huruf nun mati atau tanwin ke dalam huruf sesudahnya tanpa disertai mendengung.

Hukum bacaan tersebut berlaku apabila nun atau tanwin bertemu dengan huruf idgham bilagunnah. Huruf idgam bilagunnah ada dua yaitu huruf Lam dan huruf Ra’. Namun, hukum tersebut tidak berlaku apabila nun mati atau tanwin tidak pada satu kata.

Cara Membaca Idgham Bilagunnah

Cara membaca idgham bilagunnah adalah dengan cara meleburkan huruf hijaiyah berupa nun mati atau tanwin sehingga menjadi suara huruf hijaiyah sesudahnya, yaitu Lam dan Ro’ atau dengan cara lafaz yang kedua huruf tersebut seakan-akan diberi tanda tasydid tanpa diikuti mendengung.

Baca juga: Sholat Idul Adha; Tata Cara, Niat dan Hukumnya

Contoh Bacaan Idgham Bilaghunnah

Setelah mengetahui penjelasan di atas, dari hukum bacaan ilmu tajwid, pengertian dan huruf hukum bacaan idgham, cara membacanya agar lebih memudahkan dalam pemahaman, maka untuk mempraktikkannya Anda dapat mengikuti dari beberapa contoh di bawah ini.

Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa idgham bilaghunnah memiliki dua huruf, yaitu Lam dan Ro’. Hukum bacaan idgham bilagunnah ini tersebar di seluruh Al-Qur’an. Berikut adalah contoh bacaan idgham bilaghunnah dan suratnya.

1. QS Ad-Dhuha pada ayat 4

{ وَلَلۡـَٔاخِرَةُ خَیۡرࣱ لَّكَ مِنَ ٱلۡأُولَىٰ }

Walal-aakhiratu khai rul la ka minal-uulaa.

Pada ayat tersebut yang seharusnya adalah walal-aakhiratu khai run la ka minal-uula. Namun, karena adanya tanwin yang bertemu dengan huruf lam, maka cara membacanya dengan memasukkan pada huruf yang selanjutnya.

2. QS. Al-Humazah pada ayat 1

{ وَیۡلࣱ لِّكُلِّ هُمَزَةࣲ لُّمَزَةٍ }

Wai lul-li kulli humaza til-lu mazah.

Pada ayat di atas yang seharusnya adalah wai lun-li kulli hu maza tin-lu maza. Namun karena terdapat tanwin bertemu dengan huruf lam, maka cara membacanya adalah dengan dimasukkan atau menjadi til-lu.

3. QS. Al-Qori’ah ayat 7

{ فَهُوَ فِی عِیشَةࣲ رَّاضِیَةࣲ }

Fahuwa fii ‘isha tir ra adhiyah

Pada ayat di atas harusnya adalah fahuwa fii ‘isha tin ra adiyah. Namun, dikarenakan terdapat tanwin yang bertemu dengan huruf Ro’ maka cara membacanya dengan memasukkan atau seperti adanya tasydid pada huruf ro’.

4. QS. Al-Ikhlas ayat 4

{ وَلَمۡ یَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدُۢ }

Wa lam ya kul lahu kufuwan ahad

Pada ayat di atas seharusnya adalah wa lam ya kunl lahu kufuwan ahad. Namun, karena terdapat nun sukun atau nun mati bertemu dengan lam, maka cara membaca idghom bilaghunnah ini adalah dengan memasukkan pada huruf yang selanjutnya.

5. QS. Al-‘Adiyat ayat 11

{ إِنَّ رَبَّهُم بِهِمۡ یَوۡمَىِٕذࣲ لَّخَبِیرُۢ }

Inna rabbahum bihim yauma ‘idzil la khabiir

Pada ayat tersebut yang seharusnya adalah inna rabbahum bihim yauma ‘izin la khabiir. Namun, karena terdapat tanwin yang bertemu dengan salah satu huruf bilagunnah, yaitu lam. Maka, cara membacanya adalah dengan melebur.

6. QS. Al-‘Alaq ayat 15

{ كَلَّا لَىِٕن لَّمۡ یَنتَهِ لَنَسۡفَعَۢا بِٱلنَّاصِیَةِ }

Kalla la illam yantahi la nasfa’am bin nashiyah

Pada ayat di atas yang seharusnya adalah kalla la inlam yantahi la nasfa’am bin nasiyah. Namun, karena terdapat nun sukun atau nun mati bertemu dengan huruf lam, maka berlaku huruf lam seperti di tasydid yang disebut idghom bilaghunnah.

7. QS. Al-‘Alaq ayat 7

{ أَن رَّءَاهُ ٱسۡتَغۡنَىٰۤ }

Ar-ra aahus taghnaa

Pada ayat diatas yang seharusnya adalah an-ra aahus taghnaa. Namun, karena terdapat huruf nun sukun yang bertemu dengan salah satu huruf idgham bilaghunnah, maka berlaku hukum bacaan idgham bilaghunnah.

Baca juga: Niat Puasa Arafah Idul Adha yang Benar, Arab dan Latin!

8. QS. Al-Balad ayat 6

{ یَقُولُ أَهۡلَكۡتُ مَالࣰا لُّبَدًا }

Yaquulu ahlaktu maalal lu badaa

Pada ayat tersebut yang seharusnya adalah yaqulu ahlaktu maalan lu badaa. Namun, karena terdapat tanwin yang bertemu dengan huruf lam, maka berlaku cara membacanya adalah dengan mendengung.

9. QS. Al-Balad ayat 5

{ أَیَحۡسَبُ أَن لَّن یَقۡدِرَ عَلَیۡهِ أَحَدࣱ }

Ayahsabu al-lai yaqdira ‘alaihi ahad

Pada ayat di atas yang seharusnya adalah ayahsabu an-lai yaqdira ‘alaihi ahad. Namun, karena terdapat nun sukun yang bertemu dengan huruf lam, maka berlaku hukum bacaan yang mendengung.

10. QS. Al-Balad ayat 7

{ أَیَحۡسَبُ أَن لَّمۡ یَرَهُۥۤ أَحَدٌ }

Ayahsabu al lam yarahuu ahad

Pada ayat di atas yang seharusnya adalah ayahsabu an lam yarahuu ahad. Namun, karena terdapat nun sukun yang bertemu dengan huruf lam, maka berlaku hukum bacaan mendengung.

11. QS. Al-Insyiqaq ayat 14

{ إِنَّهُۥ ظَنَّ أَن لَّن یَحُورَ }

Innahuu zanna al lai yahuur

Pada ayat tersebut yang seharusnya adalah innahuu zanna an lai yahuur. Namun, karena terdapat nun sukun yang bertemu dengan lam, maka hukum menjadi mendengung pun berlaku.

12. QS. Al-Ma’un ayat 4

فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْ   

Fa wai lul lil mushalliin

Dari ayat di atas yang seharusnya adalah fa wa lun lil mushalliin. Karena terdapat tanwin yang bertemu dengan salah satu huruf idgham bilagunnah, yaitu huruf lam, maka berlaku cara membaca yang mendengung.

13. QS. At-Takwir ayat 25

{ وَمَا هُوَ بِقَوۡلِ شَیۡطَـٰنࣲ رَّجِیمࣲ }

Wa ma huwa biqauli syaitanir rojim.

Pada ayat tersebut yang seharusnya wa ma huwa biqauli syaitonin rojim. Namun, dikarenakan terdapat tanwin yang bertemu dengan salah satu huruf idgham bilagunnah maka berlaku hukum bacaan mendengung.

Kesimpulan

Seperti yang dikatakan oleh Siti Aisyiah radhiallu ‘anhu mengatakan bahwa Nabi SAW dalam membaca Al-qur’an dilakukan dengan perlahan-lahan sehingga bacaan beliau terasa paling lama apabila dibanding dengan yang lainnya.

Selain dengan memahami ilmu tajwid seperti idgham bilaghunnah dalam membaca Al-Qur’an, namun dalam membaca Al-Qur’an pun dianjurkan dengan tartil atau perlahan-lahan. Karena membaca dengan cara tersebut dapat membantu memahami yang dibaca. 

Posting Komentar