Idgham Bighunnah: Pengertian, Hukum Bacaan dan Contohnya

Dalam membaca Al-Qur’an, ada hukum yang harus diperhatikan. Anda bisa menyimak pembahasan tentang idgham bighunnah berikut ini.

Idgham bighunnah adalah salah satu hukum dari ilmu tajwid. Ilmu tajwid merupakan ilmu yang dibutuhkan agar seseorang bisa membac Al-Qur'an dengan baik dan benar. Membaca Al-Qur'an tidak bisa disamakan dengan membaca buku lain, surat kabar, majalah, dll. 

Al-Qur'an sebagai kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT harus dibaca dengan benar, tepat, dan sesuai dengan menurut kaidah yang telah ditetapkan. Maka dari itu, jika Anda adalah seorang muslim, sangat disarankan untuk mempelajari ilmu tajwid terlebih dahulu.

Pengertian Hukum Idgham Bighunnah

Al-Qur'an adalah kitab suci agama Islam. Setiap orang yang beragama Islam akan berusaha untuk bisa membaca dan mempelajari Al-Qur’an. Satu kesalahan dalam huruf, baik dalam penyebutan hukum atau penggunaan kaidah tajwidnya dapat mempengaruhi makna bacaan.

Ilmu tajwid adalah ilmu yang bermanfaat untuk mengetahui cara membaca Al Quran yang benar dan aman dari kesalahan yang dapat mengubah makna bacaan. Perubahan makna bacaan tentu akan berpengaruh pada pesan-pesan keagamaan yang disampaikan.

Awalnya, membaca Alquran tidak dibakukan oleh teori tertentu. Karena para sahabat masih mengikuti contoh langsung cara membaca Al-Qur'an dari Nabi Muhammad SAW. Setelah penyebaran Islam, barulah ilmu membaca Al-Qur’an disusun.

Salah satunya diketahui adanya hukum idgham bighunnah yang memiliki peranan penting dalam teori-teori cara membaca Al-Qur'an. Pada berbagai literatur, ulama yang merangkum ilmu membaca adalah Abu Muzahim Al-Khaqani.

Nama lengkap ulama yang merangkum ilmu membaca Al-Qur’an tersebut adalah Musa bin Ubaidila bin Yahya bin Khaqan, lahir 248 H dan meninggal pada 325 H. Perangkuman hukum membaca Al-Quran tersebut mempermudah setiap orang yang ingin belajar Al-Qur’an.

Menurut Imam Ibnu Al Jazari, ia adalah orang pertama yang mengoleksi buku dengan membaca. Buku yang ditulis oleh Abu Muzahim Al-Khaqani, yang kemudian mempengaruhi buku-buku bacaan lain yang ditulis oleh para ulama berbakat.

Dalam Pelajaran Tajwid (1987) Imam Zarkasyi menuliskan pengertian idgham bighunnah dalam hukum tajwid ialah salah satu yang pelafalan hurufnya dimasukkan atau diikut sertakan ke huruf berikutnya dengan disertai bunyi yang berdengung.

Baca juga: Sholat Idul Adha; Tata Cara, Niat dan Hukumnya

Hukum Bacaan Idgham Bighunnah dan Jenis Hurufnya

Hukum membaca dengan idgham bighunnah merupakan ilmu dasar yang perlu dipelajari dan dipahami oleh umat Islam, agar dapat membaca Al-Qur'an dengan tepat dan benar. Para ulama berpendapat bahwa hukum mempelajari ilmu tersebut adalah Fardu Kifayah.

Bi yang diketahui memiliki arti bahasa Indonesia dengan, Ghunnah yang diketahui memiliki arti dengung, sementara Idgham memiliki makna yaitu meleburkan atau menggabungkan suatu huruf yang terdapat di depan ke dalam huruf lain yang berada setelahnya.

Bisa juga dikatakan jika dalam bahasa Arab adalah di-tasydid-kan. Sehingga, Cara membacanya yakni dengan cara meleburkan atau memasukan  نْ  [nun sukun/mati] ataupun yang berharakat tanwin dan dibaca dengan cara memberi dengung pada huruf tersebut.

Perbedaan idghom bighunnah dengan idghom bilaghunnah adalah terletak pada dengungnya. Jika pada idghom bighunnah huruf nun masuk dengan dengung, tetapi pada idghom bilaghunnah huruf nun masuk tanpa dengung dan mengikuti huruf selanjutnya.

Hal itu berlaku pada semua huruf (nun)  ن dengan tanwin, baik itu yang harakatnya dhommah tanwin [ــٌــ], harakat kasroh tanwin [ــٍــ],  ataupun harakat fathah tanwin [ــًــ], jika berada di depan 4 jenis huruf ini, mim [م], nun [ن], waw[و] dan ya [ي].

Huruf Idghom Bighunnah

Huruf idgham bighunnah ada 4 yaitu seperti yang disebutkan di atas empat hurufnya adalah huruf mim [م], nun [ن], waw[و] dan ya [ي]. Keempat huruf tersebut jika bertemu dengan huruf (nun) ن baik sukun dan tanwin akan menjadi seolah-olah seperti diberi tanda tasydid.

Cara membacanya yakni diikuti dengan memakai suara yang berdengung 1 Alif – 1 1/2 Alif atau kira-kira sekitar 2 sampai 3 harakat. Hukum tersebut berlaku bagi siapa saja yang hendak membaca Al-Qur’an tanpa terkecuali.

Imam Zarkasyi juga menyebutkan jenis huruf-hurufnya disingkat dengan sebutan ينمو (dibaca: Yanmuu) yaitu mim (م), nun (ن), wau (و), dan ya (ي). Dalam mempelajari ilmu tajwid, biasanya hal tersebut dilakukan untuk memudahkan mengingat huruf-huruf  tersebut.

Baca juga: Niat Puasa Arafah Idul Adha yang Benar, Arab dan Latin!

Tujuan Mempelajari Idgham Bighunnah

Sebagai salah satu bagian dari cabang ilmu tajwid, mempelajari ilmu ini Idgham bighunnah ini juga memiliki tujuan sistemik tersendiri.  Tujuan tersebut berkenaan dengan kemampuan yang harus dikuasai oleh para pembaca Al-Qur’an. Berikut tujuannya:

1. Melafalkan Setiap Huruf dengan Baik

Meskipun Idgham bighunnah tidak detail membahas pelafalan huruf hijaiyah  satu persatu, namun tujuan pembelajaran ini juga untuk meningkatkan kemampuan Anda dalam melafalkan huruf dengan baik

Karena untuk meletakan hukum dengung pada suatu huruf, Anda harus fasih melafalkan huruf tersebut agar pemberian dengung sempurna. Fasih yang dimaksud adalah pelafalan huruf hijaiyah sesuai dengan sifat dan tempat keluarnya huruf.

2. Menjaga Diri terhindar dari Dosa 

Dengan pemberian hak-hak hukum tajwid dengan benar, akan membuat kandungan dan makna darj Al-Qur’an tetap terjaga. Karena kesalahan pada satu huruf saja berakibat pada perbedaan arti yang akan memengaruhi kandungan maknanya.

Selain dari itu, jika kita sengaja membiarkan bacaan Al-Qur’an kita salah. Juga membiarkannya tidak sesuai hukum tajwid, dan tidak berusaha memperbaikinya. Maka kita bisa berdosa atas pembiaran itu.

3. Menjaga Makna Kandungan Ayat Al-Qur’an

Al-Qur'an adalah kalam Allah SWT. Pesan Allah SWT, rahmat, dan petunjuk dari Allah kepada seluruh umat manusia. Al-Qur'an berisi pengetahuan, aturan dan rekomendasi tentang semua aspek dunia ini dan kehidupan akhirat. 

Oleh karena itu, penting untuk membaca Al-Qur'an menggunakan Tajwid, untuk menghindari dari pengucapan yang salah pada setiap kata dalam Al-Qur'an. Pasalnya, kesalahan dalam satu huruf dapat menimbulkan salah paham terhadap keseluruhan isi.

4. Memperindah Bacaan Al-Qur’an.

Dengan mempelajari aturan tajwid yang berlaku, termasuk idgham bighunnah Anda akan dapat melafalkan huruf Arab persis seperti pengucapannya, memberikan porsi yang pas sesuai hak masing-masing huruf.

Hal tersebut akan menciptakan bacaan Al-Qur’an yang lebih indah, pengucapan dan intonasi yang pas. Misalnya, saat akan membaca huruf yang mirip bunyinya, dengan pengetahuan ini Anda bisa memperjelasnya sehingga terdengar indah.

5. Menenangkan Hati

Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa dengan membaca kalam Allah SWT akan membuat hati menjadi tenang. Hal tersebut karena ayat-ayat Allah SWT dalam Al-Qur’an berisi tentang hakikat kehidupan.

Oleh sebab itu, jika kita membaca Al-Qur’an dengan tartil yang benar, maka seperti pada poin di atas akan membuat indah bacaan Al-Qur’an. Sehingga yang membaca maupun mendengarkannya akan terasa tenang hatinya.

Itulah sedikitnya lima tujuan mempelajari idghom ma’al bighunah atau ilmu tajwid yang mempelajari tentang meleburnya antar huruf dengan dengung. Lima manfaat tersebut bisa Anda dapatkan jika mempelajari dan memperaktekannya saat membaca Al-Qur’an.

Baca juga: Shalat Idul Adha Dilaksanakan Pada Pagi Hari Tanggal

Contoh Idgham Bighunnah dalam Al-Qur’an

Nama lain idgham bighunnah adalah Idgham ma'al ghunnah, atau artinya idgham yang bersama dengan dengungan. Sehingga dari nama tersebut Anda sudah bisa mengetahui bahwa ini adalah hukum tajwid yang dibaca dengan dengung.

Syarat untuk berlakunya idgham adalah jika نْ  [nun sukun atau mati] dan 4 jenis huruf yang telah disebutkan di atas yakni mim (م), nun (ن), wau (و), dan ya (ي) harus berbeda kata. Tetapi jika dalam satu kata maka ada hukum lain yang mengaturnya.

Apabila keduanya berada dalam satu kata maka hukumnya akan berubah menjadi idzhar muthlaq. Idzhar muthlaq atau yang biasa disebut juga dengan idzhar wajib adalah apabila nun mati bertemu ya’ dan wawu pada satu kata. 

Disebut dengan Idzhar muthlaq karena semua ahli qiraat bersepakat mengenai hukum idzhar tersebut. Tidak ada yang berbeda pendapat atau menyalahi pendapat lainnya. Berikut contoh idgham bighunnah dalam Al-Qur’an idzhar yang dimaksud:

Contoh yang terdapat di surat pendek dalam Al-Qur’an untuk huruf waw

  • Pada surat Al-Lahab ayat 1: { تَبَّتۡ یَدَاۤ أَبِی لَهَبࣲ وَتَبَّ }disebabkan ada tanwin (kasrah tanwin) yang bertemu dengan huruf wawu.
  • Pada surat Al-Quraisy ayat 4: مِنْ جُوْعٍ وَّاٰمَنَهُمْ  disebabkan ada kasrah tanwin yang bertemu dengwn huruf waw.
  • Pada ayat ke-2 Al-Humazah مَالًا وَّعَدَّدَهٗۙ  disebabkan ada fathah tanwin yang bertemu wawu.

Contoh yang terdapat di surat pendek dalam Al-Qur’an untuk huruf mim

  • Pada surat Al-Lahab ayat ke 5: حَبْلٌ مِّنْ مَّسَدٍ  sebab ada dhammah tanwin yang bertemu dengan mim dan nun sukun bertemu mim.
  • Pada ayat ke 4 surat Al-Kafirun: عَابِدٌ مَّا  sebab ada dhammah tanwin bertemu dengan mim.
  • Pada surat Al-Fil ayat ke 4: بِحِجَارَةٍ مِّنْ  karena ada kasrah harakat tanwin bertemu dengan mim.

Contoh yang ditemukan pada huruf ya di surat-surat pendek dalam juz 30

  • Surat Az-Zalzalah ayat 6: يَوْمَىِٕذٍ يَّصْدُرُ  karena ada kasrah tanwin bertemu ya.
  • Surat Az-Zalzalah ayat 7:  فَمَنْ يَّعْمَلْ، خَيْرًا يَّرَهٗۚ  karena ada nun mati bertemu ya dan kasrah tanwin bertemu ya.
  • Contoh terakhir pada surat az-zalzalah ayat ke 6: وَمَنْ يَّعْمَلْ، شَرًّا يَّرَهٗ

Contoh pada huruf nun yang ditemukan pada juz amma

  • Contoh  pada ayat ke 19 surat Al-Lail :  مِنْ نِّعْمَةٍ  karena ada nun mati bertemu nun.
  • Contoh  pada ayat ke 30 surat An-Naba  فَلَن نَّزِيدَكُمۡ

Jenis beserta contoh idzharmutlaq dalam Al Qur’anada 4 yaitu :

  • دُنْيَا   Artinya Dunia
  • بُنْيَانٌ      Artinya Bangunan
  • قِنْوَانٌ   Artinya Tangkai-tangkai
  • صِنْوَانٌ  Artinya Bercabang

Contoh Ayat-Ayat Al Qur’an  yang mengandung hukum Izhar Wajib (Mutlaq):

  • Contoh yang pertama adalah kata Dunyaaدُنْيَا) ) Terdapat di dalam Surat Ash Shafat ayat  ke enam, dunyaa jika diartikan dalam bahas Indonesia yang artinya dunia
  • Contoh selanjutnya adalah kata Bunyaaبُنْيَانٌ)  ). Dapat dilihat pada ayat ke empat dalam Surat Ash Shaf bunyaanun yang dalam bahasa Indonesia artinya bangunan
  • Untuk kata qinwaanun (قِنْوَانٌ)  ditemukan dalam Surat Al An’am  ayat ke 99, qinwaanun artinya tangkai-tangkai dalam bahasa Indonesia.
  • Untuk kata shinwaanun (صِنْوَانٌ)  dapat ditemukan dalam Surat Ar Ra’d ayat keempat shinwanun dalam bahasa Indonesia memiliki arti yaitu bercabang.

Penutup

Setelah pembahasan panjang tentang idgham bighunnah, Anda sudah bisa mulai menerapkannya saar membaca Al-Qur’an. Tentu saja akan ada manfaat dan tujuan yang didapat. Terutama pahala membaca Al-Qur’an dan tujuan-tujuan yang telah disebutkan di atas.

Posting Komentar