Pengertian Pantun Adalah Pemantik Kreativitas dan Saksi Sejarah Budaya

Pantun adalah jenis puisi lama dari sastra Indonesia. Pantun digunakan sebagai sarana komunikasi, menyelipkan nasihat, bahkan sebagai kritik sosial

Pantun adalah jenis puisi lama dari sastra Indonesia. Pantun digunakan sebagai sarana komunikasi, menyelipkan nasihat, bahkan sebagai kritik sosial yang bersahabat. Berpantun dapat dilakukan oleh siapa saja untuk menambah semaraknya suatu kegiatan.

Manfaat Pantun Adalah Untuk Melatih Pikiran Kreatif

Kegiatan belajar sangat berdampak di Era Pandemi Covid-19 sehingga siswa diarahkan untuk belajar di rumah. Pendampingan dari pendidik sangat penting untuk mengembangkan literasi yang baik. Tujuannya, diharapkan terjadi peningkatan minat belajar siswa.

Termasuk pengenalan pantun dalam meningkatkan keterampilan berbahasa yang dilakukan secara online. Pemahaman siswa tentang materi pantun dan keterampilan bahasa dengan penyampaian materi melalui PowerPoint atau YouTube yang dilakukan secara online cukup baik.

Data dari sebuah penelitian menunjukkan bahwa rata-rata skor post-test siswa 70% lebih besar dari rata-rata skor pre-test 37%, sehingga perbedaannya adalah 43%. Oleh karena itu, di masa pandemi Covid-19 masih banyak upaya peningkatan literasi.

Salah satu manfaat pantun adalah melatih seseorang untuk memikirkan makna kata sebelum diucapkan. Selain itu, pantun dapat memberikan pandangan kepada seseorang untuk dapat berpikir bahwa suatu kata dapat memiliki hubungan dengan kata lain.

Penelitian melihat pantun sebagai upaya meningkatkan pola kreatif siswa untuk mulai menulis dan membaca. Pembelajaran pantun dalam mata pelajaran bahasa Indonesia sarat akan nilai. Tak berbeda jauh dengan puisi, pantun juga merepresentasikan esensi yang khas.

Hal ini membuat pendidik dituntut untuk kreatif dan inovatif agar pembelajaran pantun bukan sekadar pembelajaran yang diteruskan dan tanpa makna. Pantun dapat para pendidik gunakan untuk menanamkan nilai-nilai moral.

Minat Menulis Pantun

Bertema penelitian tentang menulis, khususnya menulis pantun. Hasil evaluasi dari 28 siswa yang duduk di kelas IV SD, hanya ada dua siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal dalam pembelajaran menulis puisi.

Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menulis pantun. Penyebab kesulitan tersebut adalah karena pembelajaran yang monoton, sehingga perhatian siswa terhadap pembelajaran berkurang.

Penelitian lain berdasarkan observasi siswa kelas IV SD Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 memiliki rata-rata hasil tes bahasa Indonesia tidak berbeda jauh.

Khususnya pada kompetensi menulis pantun, sebanyak 11 siswa (36%) dari 30 siswa tergolong berhasil, sisanya 17 siswa (64%) tidak berhasil.

Rendahnya minat menulis pantun bagi siswa tingkat SD disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor tersebut antara lain siswa yang beranggapan bahwa menulis pantun yang diawali dengan membuat sampiran merupakan hal yang sulit.

Setelah menulis sampiran, yaitu menulis isi yang sampiran dan isinya tidak berhubungan sama sekali. Hal ini membutuhkan daya imajinasi yang cukup bagi siswa tingkat SD.

Mengingat penggunaan pantun yang sering disalahgunakan, maka perlu diadakan pendidikan dasar tentang pantun. Sehingga dalam hal ini tidak ada lagi penyalahgunaan penggunaan pantun di kalangan masyarakat Indonesia.

Baca juga: 

Pentingnya Menggalakkan Penelitian Pantun

Penelitian perlu digalakkan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan literasi bidang sastra dengan menggunakan media pembelajaran.

Penelitian tersebut bisa melalui pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode pra-eksperimen berupa one-group pre-test and post-test design.

Hasil penelitian dianalisis menggunakan statistik deskriptif dengan membandingkan nilai rata-rata pre-test dengan post-test. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan nilai rata-rata setelah diberikan materi berupa PowerPoint dan YouTube.

Program Microsoft PowerPoint bernarasi dapat digunakan sebagai media pembelajaran dengan mengoptimalkan fasilitas yang ada. Sekaligus menyesuaikannya dengan materi yang akan disampaikan seperti animasi, audio, video, gambar dan hyperlink.

Tampilan pembelajaran menjadi lebih bervariasi. Dengan berbagai keunggulan tersebut, diharapkan proses pembelajaran materi pantun yang ada lebih bervariasi dan menyenangkan. Proses pembelajaran dapat berjalan lancar sehingga diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

Umumnya, pamor pantun berada di bawah puisi. Padahal, keduanya, bisa dibilang, memiliki keterkaitan khusus. Baik dari segi kebahasaan maupun budaya, keduanya memiliki tempat dalam peradaban suatu kelompok masyarakat.

Ini karena keduanya berhubungan dengan tata bahasa yang hidup dalam suatu wilayah dan zaman. Sebagaimana tradisi, bahasa juga merupakan unsur dalam suatu budaya masyarakat. Ia adalah bukti konsensus yang terus dinamis dari masa ke masa.

Perihal Rima Pantun

Pantun merupakan jenis puisi lama terdiri dari 4 baris dengan rima akhir a/b/a/b. Setiap larik biasanya terdiri dari 4 kata, baris 1-2 adalah sampiran, baris 3-4 adalah isi.

Berdasarkan ada tidaknya hubungan antara sampiran dan isi, pantun dapat dibedakan menjadi 2 genre/jenis, yaitu pantun mulia dan pantun non mulia.

Dikatakan sebagai pantun mulia jika sampiran pada baris 1-2 memiliki fungsi sebagai isi yang disusun secara fonetis juga sekaligus sebagai isyarat isi. Sedangkan, pantun tidak mulia adalah pantun yang sampirannya (baris 1-2) hanya berfungsi sebagai penyusunan isi secara fonetis.

Itu tidak ada hubungan semantik sama sekali dengan isi pantun pada larik 3-4. Sementara, secara definisi, pantun yaitu jenis puisi lama yang terdiri dari 4 baris dalam satu bait. Baris 1-2 adalah sampiran, sedangkan baris 3-4 adalah isi.

Syarat pantun:

  1. Terdiri dari empat baris.
  2. Setiap baris terdiri dari 8-10 suku kata.
  3. Dua baris pertama disebut sampiran, dua baris berikutnya disebut isi.
  4. Tekankan rima akhir dengan rumus rima /ab ab/.

Menurut isinya, pantun dapat dibedakan menjadi lima macam. Kelimanya adalah pantun anak, pantun anak, muda (cinta), pantun orang tua (nasehat), sajak jenaka, dan puisi teka-teki.

Mengenal Jenis Pantun Anak

  • Cina gemuk membuka kedai/
  • Menjual ember dengan pasu /
  • Menjual ember dengan guci bertepuk adikku pandai /
  • Boleh diupah dengan air susu/

Arti kata /cina/ bukanlah suku atau suku lain. Hal ini memberikan informasi sekaligus pembelajaran nilai bahwa etnis Tionghoa telah lama menguasai perdagangan, seperti pada kata selanjutnya /...membuka kedai/.

Tentu harus dipahami bahwa ilmu perdagangan dalam konteks Indonesia memang dikuasai oleh etnis Tionghoa. Jika Anda ingin memperoleh dan menguasai perdagangan maka Anda harus belajar dari Tionghoa.

Sedangkan, isi pantunnya yaitu /bertepuk adikku pandai/ /boleh diupah dengan air susu/. Ini menggambarkan nilai usaha dan penghargaan.

Bagaimana kita sejak kecil diajarkan untuk bekerja keras, padahal dalam konteks anak kecil (bayi) cukup bertepuk tangan. Setelah usaha dilakukan, tentu pahala akan mengikuti, /...diupah air susu//.

Sebagai tambahan, tepuk tangan /bertepuk adikku pandai/ mengandung arti suka cita. Artinya, usaha yang dilakukan harus dengan perasaan senang, terutama dalam hubungannya dengan anak.

Berdasarkan analisis singkat di atas, setidaknya dapat diambil nilai-nilai utama dalam puisi untuk literasi pada siswa. Nilai pertama bahwa kita dapat belajar tentang perdagangan orang-orang profesional, dalam hal ini etnis Tionghoa.

Nilai lainnya yakni berusaha untuk memperoleh hasil atau imbalan. Hasil untuk memperoleh hasil atau imbalan semestinya sesuai dengan usaha yang dilakukan.

Di sinilah tampak bahwa pantun adalah karya seni yang indah. Jadi bukan hanya bisa dinikmati sebagai hiburan, tapi pantun juga merupakan sebuah karya sastra yang selalu diiringi oleh nilai-nilai bermakna.

Posting Komentar