Niat dan Tata Cara Itikaf yang Benar di Masjid saat Ramadhan

Dibawah ini ialah Niat dan Tata Cara Itikaf yang Benar di Masjid saat Ramadhan. Anda dapat menempatkan pelaksanaan sholat itikaf sebelum memulai

Itikaf adalah salah satu kegiatan atau amalan yang menjadi anjuran dalam memanfaatkan Ramadhan. Ketika melaksanakan tata cara itikaf di masjid, ada banyak amalan yang dapat Anda lakukan. Misalnya berdzikir, membaca Al-Qur’an, memanjatkan doa-doa, maupun sholat itikaf masjid.

Amalan-amalan ini punya banyak keutamaan. Namun untuk mendapatkannya, Anda mesti tahu dulu bagaimana cara i’tikaf yang benar. Apa saja tata tertib itikaf, bagaimana niat i’tikaf, serta syarat itikaf. Bahkan termasuk batasan waktu pelaksanaannya. Kapankah awal dan akhirnya.

Hukum Melaksanakan Itikaf

Itikaf atau berdiam diri di masjid adalah salah satu ibadah sunnah yang sarat keutamaan. Terlebih, bila Anda menjalankannya pada waktu-waktu Ramadhan, terutama saat memasuki akhir bulan. Itikaf bisa Anda kerjakan kapan saja. Walau dalam waktu-waktu yang haram untuk sholat.

Jika itikaf menjadi nadzar, maka wajib untuk menjalankannya. Namun bila seorang istri hendak melaksanakan itikaf tanpa izin suami, maka hukumnya menjadi haram. Itikaf pun bisa menjadi makruh, ketika yang mengerjakannya dapat mengundang fitnah.

Sholat Sunnah Itikaf

Sebelum mulai memasuki tata cara itikaf dan rukunnya, salah satu amalan yang bisa Anda kerjakan adalah sholat itikaf. Pengerjaan sholat ini hanya dua rakaat, dan ada lebih banyak keutamaan bila Anda melaksanakannya pada malam lailatul qodar yang mulia.

Niat dan Tata Cara I'tikaf

Anda dapat menempatkan pelaksanaan sholat itikaf sebelum memulai berdiam diri di masjid. Sebelum Anda mengerjakan amalan lainnya seperti dzikir atau membaca Al-Qur’an. Umumnya, sholat itikaf hanya perlu Anda kerjakan cukup dua rakaat saja. Berikut tata caranya:

  1. Membaca niat. نَوَيْتُ الاِعْتِكَافَ فِي هذَا المَسْجِدِ لِلّهِ تَعَالى
  2. Melakukan takbiratul ihram.
  3. Membaca Al-Fatihah, lalu membaca Al-Ikhlas sebanyak 7x.
  4. Gerakan selanjutnya tidak berbeda seperti sholat pada umumnya, yakni ruku, i’tidal, sujud, duduk tahiyat awal, sujud, dan berdiri lagi.
  5. Rakaat yang kedua pun sama, dengan bacaan juga Al-Fatihah kemudian Al-Ikhlas 7 kali.
  6. Gerakan berikutnya masih seperti rakaat yang pertama, hingga sampai ke tahiyat akhir.
  7. Sesudah membaca doa tahiyat akhir, tutup sholat itikaf dengan salam.
  8. Anda dapat melanjutkannya dengan membaca istighfar sampai 70 kali sesudah salam.

Rukun dan Tata Cara I'tikaf

Tata cara i'tikaf dalam Islam sebetulnya tidaklah berisi rukun yang sulit. Selama memperhatikan rukun dan syarat itikaf yang benar serta menghindari hal-hal yang bisa membatalkan itikaf, maka itikaf Anda akan sah. Berikut adalah rukun-rukunnya:

  • Berniat iktikaf, dengan membaca lafadz berikut:

نَوَيْتُ الاِعْتِكَافَ فِي هذَا المَسْجِدِ لِلّهِ تَعَالى

“Nawaitul i'tikafa fii haadzal masjidi lillahi ta'ala.”

Dengan arti: “Saya niat I’tikaf di masjid ini karena Allah Ta’ala.“

  • Lama waktu selama melaksanakan itikaf adalah minimal sepanjang tuma’ninah dalam sholat.
  • Pelaksanaan di masjid.
  • Harus ada orang yang memang menjalankan i’tikaf.

Syarat Itikaf

Setidaknya, ada tiga syarat itikaf yang paling umum harus terpenuhi saat seseorang hendak menjalankan itikaf, yaitu:

  • Beragama Islam.
  • Punya akan yang sehat.
  • Bersih dan suci dari hadas besar.

Syarat sah ini penting untuk Anda penuhi dengan baik. Bila tidak ingin itikaf Anda menjadi tidak sah. Sebaiknya ucapkan juga dalam niat Anda, apakah status itikaf yang akan Anda lakukan fardhu (sebagai nadzar) atau sunnah.

Adab dalam Tata Cara I'tikaf

Beberapa adab dalam tata cara iktikaf yang baik, menurut risalah Imam Ghazali dengan judul al-Adab fid Din halaman 435, yaitu:

  • Fokus membaca Al-Qur’an atau hadis-hadis.
  • Melantunkan sholawat kepada Rasulullah Muhammad SAW.
  • Memanjatkan doa-doa.
  • Menahan diri dari godaan nafsu dan tidak menurutinya.
  • Mengharapkan ridho dari Allah SWT dengan niat yang bersih.
  • Menghindari bercakap-cakap.
  • Mengurangi dan menahan diri dari makan, minum, bahkan tidur supaya bisa lebih khusyu.
  • Selalu menetap pada satu tempat, tidak berpindah-pindah walau masih dalam satu ruangan.
  • Senantiasa berkonsentrasi dengan pikiran yang tidak teralihkan ke perkara luar.
  • Senantiasa menjaga diri dan tempat itikaf tetap bersih dan suci.
  • Taat hanya kepada Allah SWT.
  • Terus-menerus memperpanjang dzikir.

Selama menjalankan itikaf, perbanyak-banyaklah dzikir dan doa agar mendapat rahmat dan ampunan dari Allah SWT.

Baca juga: 

Macam I'tikaf Menurut Waktu dan Niatnya

Ada setidaknya empat macam i’tikaf yang masing-masingnya memiliki ketentuan waktu pelaksanaan sendiri, antara lain:

1. Itikaf dalam Waktu Berturut-Turut

Sedangkan bila Anda memang berniat itikaf setiap hari dalam satu bulan penuh, berikut niat i’tikaf yang bisa Anda baca:

“Aku berniat i’tikaf di masjid (rumah) ini selama satu bulan berturut-turut karena Allah.”

2. Itikaf dalam Waktu Tertentu

Namun bila Anda hanya mengerjakan itikaf dalam waktu-waktu tertentu saja, Anda dapat membaca niat i’tikaf ini:

“Aku berniat i’tikaf di masjid ini selama satu hari/satu malam penuh/satu bulan karena Allah.”

Anda bisa menyesuaikan lafadz untuk waktu pelaksanaannya.

3. Itikaf Mutlak

Jika Anda melaksanakan itikaf tanpa ada ikatan waktu berapapun lamanya dengan ketentuan yang ada, maka bisa membaca niat i’tikaf berikut:

“Aku berniat i’tikaf di masjid ini karena Allah.”

4. Itikaf sebagai Nadzar

Kali ini bila Anda menempatkan itikaf sebagai nadzar, sehingga wajib untuk Anda lunasi. Niatnya pun menjadi berbeda dari yang lainnya, karena mesti ada tambahannya:

“Aku berniat i’tikaf di masjid (rumah) ini fardhu karena Allah.”

Bisa juga dengan niat i’tikaf berikut:

“Aku berniat i’tikaf di masjid (rumah) ini selama satu bulan berturut-turut fardhu karena Allah.”

Sebab-Sebab Batal Itikaf

Sebagai amalan sunnah dengan rentang waktu pelaksanaan yang bisa lama, ada beberapa penyebab yang dapat membatalkan itikaf. Hindari hal-hal berikut bila Anda ingin tetap suci dan sah selama menjalankan itikaf:

  • Berhubungan suami-istri.
  • Haid.
  • Keluar dari tempat itikaf tanpa alasan.
  • Keluar hanya untuk melakukan sesuatu yang masih bisa ditunda.
  • Keluar hingga beberapa kali dengan alasan yang sebenarnya karena keinginan pribadi.
  • Keluarnya sperma.
  • Murtad.
  • Nifas.
  • Sengaja mabuk.

Anjuran-Anjuran Selama Itikaf

Selain yang sudah ada dalam adab dan tata cara itikaf, ada pula anjuran-anjuran lainnya yang bisa Anda kerjakan pula, seperti:

  • Menyibukkan diri dengan berdiskusi ilmu agama.
  • Berpuasa. Menjalankan itikaf dalam keadaan berpuasa dapat mempermudah Anda untuk menahan hawa nafsu, memfokuskan pikiran, serta menyucikan hati. Bila Anda melakukan itikaf pada siang hari.
  • Melaksanakan itikaf di masjid yang selalu menjadi tempat untuk sholat Jumat, atau masjid Jami’.
  • Sedikit bicara, kecuali dengan kata-kata yang baik. Jangan mengumpat, menggunjing, mengadu domba, serta berkata-kata tanpa ada gunanya atau sia-sia.

Waktu Pelaksanaan Itikaf

Berdasarkan kesepakatan antara para ulama dari madzhab Syafi’i, Hanafi, dan Hanbali, waktu yang sah untuk itikaf adalah minimal sa’ah. Bisa siang ataupun pada malam hari. Makna sa’ah menurut Bahasa Arab modern ialah satu jam, atau selama 60 menit.

Namun pada masa lampau, para ulama memaknai istilah ini sebagai sesaat, seperti lamanya tuma’ninah yang sebentar dalam sholat.

Keutamaan Itikaf dalam Bulan Ramadhan

1. Menghapus Dosa dan Tergantikan Kebaikan

Ketika Anda melaksanakan itikaf selama Ramadhan, dosa-dosa dari masa lalu akan terhapus dan tergantikan oleh kebaikan-kebaikan. Sebagaimana Imam Ibnu Majah meriwayatkan hadis dari Ibnu Abbas, tentang penjelasan Rasulullah SAW,

“Ia berdiam diri dari dosa-dosa dan dialirkan baginya kebaikan seperti orang yang melakukan semua kebaikan.”

2. Pahalanya Seperti Melaksanakan Haji dan Umrah

Begitu besar anjuran itikaf saat tiba Ramadhan, sampai-sampai penggambaran pahalanya seakan beribadah haji dan umrah. Sebagaimana Imam Baihaqi meriwayatkan dalam hadisnya, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda,

"Barang siapa itikaf 10 hari di dalam bulan Ramadhan maka (dapat pahala) seperti orang yang dua kali haji dan dua kali umrah."

3. Berkesempatan Meraih Lailatul Qodar

Bila Anda memanfaatkan dengan maksimal pencarian malam lailatul qodar lewat itikaf, peluang Anda untuk mendapatkannya bisa lebih besar. Anda bisa merasakan kedatangannya dengan lebih jelas, sambil memanjatkan permohonan lewat doa-doa. Anda juga lebih mudah fokus, karena itikaf di masjid.

Seorang yang menjalankan itikaf yang benar sesuai tata cara itikaf sebetulnya sekaligus berupaya membersihkan diri dari keduniawian. Berusaha sebanyak mungkin mengurangi dosa dan segala maksiat. Pun sebisa mungkin semakin dekat dengan Allah SWT. Apalagi dalam bulan Ramadhan.

Posting Komentar